kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah desak produsen sawit kantongi ISPO


Rabu, 26 April 2017 / 21:21 WIB
Pemerintah desak produsen sawit kantongi ISPO


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah mendorong perkebunan sawit harus memiliki sertifikat Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk bisa menembus pasar internasional, secara khusus pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pasalnya, sertifikat ISPO dinilai sudah cukup menjadi acuan global bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia telah dikelola secara berkelanjutan.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdalifah Mahmud mengatakan, ISPO sebagai standar global sangat diperlukan agar sawit Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. ISPO juga dapat digunakan untuk menangkal kampanye negatif terhadap sawit Indonesia. "Kita tidak bisa memenangi persaingan di pasar global, tanpa mengikuti standar internasional seperti ISPO," ujar Musdhalifah, Rabu (26/4).

Musdalifah menjelaskan, kebutuhan minyak sawit mentah (CPO) nasional sebenarnya hanya 6 juta ton, tetapi Indonesia memproduksi sampai 33 juta ton. Artinya, ada selisih antara produksi dan kebutuhan itu bisa untuk meningkatkan kesejateraan rakyat. Hanya saja, Indonesia harus mengikuti standar internasional agar harganya kompetitif. "Sawit yang kita tanam namun tidak mengikuti standar internasional, harganya pasti jatuh,” paparnya.

Musdhalifah mengakui, kriteria yang harus dikuti dalam standar ISPO memang tidak mudah. Ada banyak aturannya, misalnya pemakaian pupuk tidak boleh berlebihan, penanaman harus mempunyai jarak yang cukup dari sempadan air, tidak membuang limbah sembarangan serta banyak persyaratan lain.

Namun demikian, kata Musdhalifah, tuntutan ISPO itu wajib ditaati agar harga sawit mampu bersaing di pasar global. Jika aturannya diikuti dan komoditas mampu bersaing di pasar global, pastinya harga sawit akan kompetitif dan kesejahteraan petani meningkat.

Selain itu, Musdhalifah juga mengingatkan, pentingnya mengadopsi teknologi dalam perkebunan. Semua pihak semua harus membangun dengan semangat dan jangan saling mencurigai. Jika teknologi itu baik dan bisa meningkatkan produksinya, maka tidak salah mengadopsinya. Apalagi teknologi pertanian yang semakin berkembang saat ini.

Menurut dia, pemerintah akan selalu melakukan perbaikan agar kriteria IPSO bisa ditaati. “ISPO terus kita perbaiki dan coba naikkan ke tingkat presiden supaya produk sawit kita diakuinya dunia,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×