kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah minta pebisnis baja kembangkan hilir


Rabu, 15 November 2017 / 22:57 WIB
Pemerintah minta pebisnis baja kembangkan hilir


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Wiryawan berharap agar The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) sebagai asosiasi pelaku industri baja dapat melihat akar masalah suplai dan demand baja nasional yang tidak seimbang.

Disamping itu, menurutnya asosiasi perlu berintegrasi dengan sektor hilir baja agar nilai tambah dari industri ini meningkat. "Lihat ke mikro per sektornya," tutur Putu ditemui usai Pembukaan Musyawarah Nasional Pelaku Industri baja (15/11).

Mengenai impor bahan baku, Putu mengatakan bahwa kalau pabrik belum mampu memproduksi tentu cara lainnya impor. "Intinya kami harus jaga agar impor bukan di barang jadi, impor tetap di bahan baku. Sehingga ada nilai tambah investasi dan lapangan kerja," katanya.

Salah satu produsen hilir baja, yakni PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) misalnya masih mendapatkan kebutuhan bahan baku dari impor.

"Saat ini 60% dapat dari impor," sebut Johannes Edward, Investor Relations PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) kepada KONTAN.

ISSP memproduksi pipa baja dengan bahan baku HRC. Spindo berharap agar harga komoditas baja tidak terjadi fluktuasi yang tinggi. "Sebagai bayangan saja baja HRC di Maret-Juni tahun ini tembus US$ 300 per ton, sementar Oktober sudah di angka US$ 600 per ton. Kenaikannya bisa sampai dua kali lipat," kata Johannes.

Saat ini pabrikan Spindo memiliki kapasitas terpasang 600.000 ton per tahun. Dengan target yang ingin dicapai tersebut, maka utilisasi ISSP masih di kisaran 60%. Sedangkan target pertumbuhan penjualan ISSP belum berubah di kisaran 10%-15%.

Dirjen ILMATE mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan permintaan baja nasional bisa meningkat tahun ini sebesar 7%, artinya konsumsi baja nasional sampai akhir tahun diproyeksikan sekitar 13,6 juta ton.

Adapun, kata Putu, sampai triwulan ketiga tahun ini secara year on year konsumsi logam dasar Indonesia meningkat sebesar 10,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×