kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Impor jeroan lebih banyak mudaratnya


Minggu, 24 Juli 2016 / 17:12 WIB
Pengamat: Impor jeroan lebih banyak mudaratnya


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rencana pemerintah mengimpor jeroan menimbulkan pro kontrak. Sebagian kalangan menilai, impor jeroan tidak perlu, karena di luar negeri jenis daging ini digunakan untuk makanan binatang seperti anjing. Jeroan juga dinilai sebagai bagian daging yang terbuang dan mengandung banyak penyakit.

Namun pemerintah bersikukuh, impor jeroan dapat menurunkan harga daging dalam negeri yang saat ini sudah terlanjur melambung tinggi.

Rochadi Tawaf Pengamat Peternakan dari Universitas Padjajaran mengatakan, impor jeroan lebih banyak mudaratnya ketimbang keuntungannya. Ia menilai, impor jeroan tidak perlu, karena masih ada jeroan di dalam negeri. Apalagi selama ini, belum ada keluhan dan kebutuhan pasar yang meningkat terhadap jeroan. Upaya pemerintah mengimpor jeroan itu justru kontraproduktif karena dapat memicu masalah baru.

Harga jeroan impor yang murah dan dapat dijual Rp 40.000 per kg di Indonesia membuat jeroan lokal kalah bersaing. "Akibat kebijakan ini, otomatis jeroan lokal tidak laku dan para peternak akan menutupi kerugian menjual jeroan dengan menaikkan harga daging sapi," ujar Rochadi, Minggu (24/7).

Rochadi mengatakan, jeroan impor akan secara otomatis mengintervensi harga jeroan di pasaran dalam negeri. Akibat kebijakan ini, pedagang jeroan yang bersumber dari daging lokal akan merugi. Dari sisi kehalalan, jeroan juga belum terjamin. Sebab di beberapa bagian jeroan seperti usus dan hati itu lebih banyak mengandung penyakit yang tidak sehat untuk dimakan.

Ia menilai, pemerintah tidak memiliki program yang tepat sasaran untuk menurunkan harga daging sapi. Padahal, pasar membutuhkan daging segar, dan bukan daging beku. Kegagalan pemerintah menghadirkan daging segar ditutupi dengan menghadirkan daging beku dan sekarang jeroan. Upaya ini tentu saja sia-sia karena sudah terbukti ketika daging beku masuk pasar, harga daging tetap saja tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×