kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang nasional diajak investasi di Nepal


Minggu, 06 Agustus 2017 / 12:57 WIB
Pengembang nasional diajak investasi di Nepal


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah Nepal membuka pintu lebar bagi pengembang Indonesia yang ingin berinvestasi dan membangun proyek properti di negaranya. Saat ini, negara yang sebagian wilayahnya berada di lereng pegunungan Himalaya itu membutuhkan banyak pasokan rumah dan apartemen, selain hotel dan rumah sakit.

Konsulat Jenderal (Konjen) Kehormatan Nepal untuk Indonesia yang berkedudukan di Jakarta, Bally Saputra Datuk Janosati mengatakan, dalam waktu dekat dirinya berencana membawa sejumlah pengembang nasional yang tergabung di dalam Realestat Indonesia (REI) untuk melihat peluang investasi properti di negara berpenduduk 28 juta jiwa tersebut.

Bally mengungkapkan, kebutuhan rumah di Nepal masih cukup tinggi dengan harga jual yang lebih mahal dibandingkan Indonesia. “Ini adalah kesempatan bagi pengusaha properti Indonesia. Sekarang Nepal masih butuh banyak sekali rumah tempat tinggal, di samping peluang pengembangan resort, hotel, apartemen dan rumah sakit,” jelas Bally dalam keterangan resmi yang diterima KONTAN, Minggu (6/).

Bally menambahkan, Pemerintah Nepal akan menggelar forum bisnis pengusaha Indonesia dan Nepal di Kathmandu yang dihadiri Perdana Menteri Nepal Sher Bahadur Deuba yang rencananya dilaksanakan pada akhir Oktober atau awal November 2017 mendatang.

Setelah gempa besar pada 2015 silam, kondisi perekonomian Nepal semakin membaik. World Bank bahkan memprediksi perekonomian Nepal tahun ini akan tumbuh 5%, jauh melonjak ketimbang 0,6% pada tahun 2016. Salah satu pemicunya adalah kondisi politik yang semakin stabil, selain produksi agrikultur yang terus membaik.

Sementara itu, beberapa investor Nepal juga sedang melirik untuk berinvestasi di Yogyakarta khususnya kawasan di sekitar Candi Borobudur untuk dibangun hotel.

Di samping properti, Pemerintah Nepal berencana untuk membuka rute penerbangan langsung dari Kathmandu ke Jakarta dan sebaliknya, maupun Kathmandu-Yogyakarta dengan maskapai Himalaya Airline dan Garuda Indonesia dalam jangka pendek dan menengah. "Ini dilakukan dalam upaya meningkatkan hubungan antar negara terutama di bidang pariwisata dan keagamaan." kata Bally.

Nepal terletak antara India dan Tibet, wilayah China. Negara ini merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Budha. Bahkan, sebagian besar masyarakat meyakini kalau Sidharta Gautama atau Budha lahir di Taman Lumbini yang kini berada di wilayah Nepal, bukan di India.

“Nepal dan Indonesia memiliki keterikatan yang erat di bidang keagamaan. Karena Budha lahir di Nepal, sedang di Indonesia berdiri candi Budha terbesar dan termegah yakni Candi Borobudur. Untuk itu, kami mendorong terwujudnya sister city antara Lumbini dan Yogyakarta,” papar Bally.

Di bidang perdagangan, Nepal membutuhkan banyak souvenir khas untuk dijual kepada wisatawan yang datang ke negeri yang sebagian besar wilayahnya berada di lereng Pegunungan Himalaya tersebut. Menurut Bally, Indonesia dengan dukungan industri kreatifnya yang cukup maju memiliki peluang besar untuk memasok kebutuhan barang souvenir khas Nepal tadi.

Pemerintah Republik Indonesia telah resmi mengeluarkan surat pernyataan pengakuan hak kekonsuleran kepada Bally Saputra Datuk Janosati sebagai Konsul Jenderal Kehormatan Nepal untuk Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Penyerahan eksekuator diberikan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi yang diwakili Direktur Fasilitas Diplomatik Kemenlu Ade Sukendar.

Bally merupakan pengusaha properti nasional asal Sumatera Barat yang kini menjabat Chief Executive Officer (CEO) Riyadh Group Indonesia dan juga Sekretaris Badan Pertimbangan Organisasi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI). Dia dikenal sebagai pengembang high rise building khususnya apartemen di Jakarta, Depok, Tangerang, Bandung dan Medan, selain mengembangkan kawasan industri dan pusat pertokoan di sejumlah daerah di Indonesia, serta beberapa properti penunjang pariwisata di Sumatera Barat.

Sebelumnya, Bally pada 7 Juli 2017 di Kuala Lumpur lebih dahulu telah menerima Letter of Commission (LoC) dari Pemerintah Nepal yang menunjuk dirinya sebagai Konjen Kehormatan Nepal untuk Republik Indonesia terhitung sejak 22 Mei 2017 dengan masa jabatan selama tiga tahun. LoC ditandatangani Menteri Luar Negeri Nepal.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×