kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembang swasta masih penguasa lahan


Senin, 09 Oktober 2017 / 20:40 WIB
 Pengembang swasta masih penguasa lahan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dominasi BUMN di segala lini bisnis masih hangat diperdebatkan. Perbincangan terkait hal tersebut semakin menyeruak ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan merestrukturisasi atau menjual BUMN lantaran jumlahnya sudah sangat banyak dan mencaplok segala lini.

Perusahaan-perusahaan pelat merah belakangan memang gencar melakukan ekpansi, salah satunya ke sektor properti. Melalui anak usahanya, banyak perusahaan BUMN melebarkan sayang menjadi pengembang. Tetapi apakah dengan ekspansi ini, lantas BUMN mengusai bisnis properti?

Berdasarkan catatan KONTAN, sudah ada 9 anak usaha BUMN yang fokus mengembangkan bisnis properti dan empat unit bisnis. Di samping itu terdapat satu yang merupakan perusahaan BUMN yakni Perum Perumnas.

Anak-anak usaha tersebut diantaranya PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Wika Realty, PT Waskita Realty, PT HK Realtindo, PT Adhi Persada Properti, PT Patrajasa, PT Timah Properti, PT AP Propertindo, dan PT Jasamarga Properti. Sedangkan BUMN yang mencaplok bisnis properti lewat unit bisnisnya antara lain PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Brantas Abipraya, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

Total lahan yang dikuasai masing-masing perusahaan tersebut tidak terlalu besar hanya puluhan sampai ratusan hektare (ha) saja. Perumnas saja yang memiliki lahan cadangan sampai 2.000 ha.

Per semester I 2017, PPRO baru memiliki landbank 280 ha, Wika Realty 227 ha, Waskita Karya 50 ha, Jasamarga Properti 17,6 ha, Timah Properti 176 ha, HK Realtindo 200-an ha.

Sedangkan perusahaan swasta terutama pengembang ternama tercatat menguasai landbank ratusan hingga puluhan ribu hektare. PT Sentul City Tbk (BKSL) misalnya memiliki lahan seluas 15.000 ha di Bogor dan Jonggol, dimana baru 2.000 ha yang sudah dikembangkan. Sinarmas Land juga memiliki lahan yang sangat luas dimana gross landbanknya mencapai sekitar 10.000 ha.

Lalu ada PT Hanson International Tbk (MYRX) yang memiliki lahan seluas 3,700 ha per semester I 2017 yang tersebar di Maja, Serpong, dan Bekasi.
PT Intiland Development Tbk (DILD) memiliki landbank seluas 2.138 ha yang tersebaar di Jabodetabek dan Surabaya. "Ini masih cukup dikembangkan dalam 20 tahun ke depan," ungkap managemen DILD dalam keterangan resminya.

PT Alam Sutera Tbk (ASRI) saat ini tercatat memiliki lahan cadangan seluas 2.200 ha, gross landbank PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) masing-masing 2.000 ha.

Selanjutnya, PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) mempuanya landbank seluas 1.490 ha yang tersebar di Bintaro Jaya dan Pasar Kemis. PT Metropolitand Land Tbk (MTLA) mempunyai lahan cadangan 617 ha yang tersebar di Jabodetabek, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) 456,8 ha yang tersebar di Jakarta, Bekasi dan Surabaya, sedangkan PT Megapolitand Development Tbk (EMDE) mempuyai landbank 400 ha di Cinere dan Bogor.

Dari data-data tersebut tercermin bahwa perusahaan swasta masih menguasai aset tanah saat ini. Lahan yang dimiliki perusahaan properti BUMN hanya belum mencapai separuh dari aset swasta.

Kendati begitu, anak-anak BUMN juga sudah semakin gencar mengakuisisi lahan akhir-akhir ini. Waskita Realty misalnya terus melakukan penambahan lahan untuk modal perusahaan dalam memperbesar bisnis propertinya. Tukijo, Direktur Utama Waskita Realty mengatakan, saat ini pihaknya sedang dalam proses mengakuisisi 300 ha lahan di Cimanggis.

"Kami sudah MoU dengan pemilik lahan. Kajian bisnisnya masih berjalan, rencananya itu akan dikembangkan menjadi proyek landed dan apartemen," kata Tukijo pada KONTAN, Senin (9/10).

Sedangkan PPRO menargetkan bisa memiliki setidaknya 400 ha landbank sampai akhir tahun. "Penambahan lahan kami lakukan baik lewat akuisisi sendiri maupun bekerjasama dengan pemilik lahan," kata Indaryanto, Direktur Keuangan PPRO pada KONTAN.co.id.

Adapun Wika Realty akan mendapatkan tambahan lahan ke depan. Pasalnya, induknya yakni WIKA sedang melakukan pembebasan lahan sekitar 400 ha di Tegalluar Bandung untuk dikembangkan menjadi kawasan TOD dan nantinya pengembangan lahan itu akan diserahkan ke Wika Realty.

Di samping itu, perusahaan juga menjalin kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk mengembangkan proyek TOD di sejumlah stasiun kereta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×