kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha berharap penggunaan baja di proyek konstruksi naik


Jumat, 02 Maret 2018 / 19:43 WIB
Pengusaha berharap penggunaan baja di proyek konstruksi naik
ILUSTRASI. STRUKTUR BAJA BOILER PLTU BATANG


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelaku usaha di sektor industri baja berharap proyek konstruksi bisa memberikan porsi yang besar pada sektor baja. Pasalnya, kendati beberapa proyek konstruksi berjalan, namun sebagian besar masih didominasi penggunaan beton.

Didi Aulia, Ketua Bidang Advokasi dan Regulasi Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia (AMBI) menyampaikan penggunaan baja harus dimaksimalkan. Apalagi melihat saat ini banyak kecelakaan kerja yang disebabkan kegagalan pada fase pemasangan girder beton.

Apalagi harga untuk steel box girder dibandingkan dengan girder beton pun relatif sama. Bedanya, bila beton mengalami kegagalan konstruksi pastinya akan hancur dan tidak bisa digunakan kembali. Sedangkan untuk steel box girder masih bisa digunakan kembali.

Purwono Widodo, Marketing Director PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyampaikan sejauh ini demand baja untuk proyek konstruksi memang meningkat. Hanya saja porsinya sebagai pelengkap, sebagai contoh untuk proyek berat seperti jalan layang dan tol masih menggunakan beton precast.

"Kalau untuk long product, KRAS itu tidak besar porsi untuk konstruksi. Kami kan untuk proyek jembatan, pipa pancang dan lainnya," ujar Purwono di Jakarta, Jumat (2/3).

Sjafei Amri, Presiden Direktur PT Binanusa Pracetak & Rekayasa yang bergerak di konsultan proyek konstruksi menyebut, proyek konstruksi menggunakan beton dan baja sama-sama baik, hanya saja penggunaan baja lebih memiliki nilai tambah.

"Kalau pakai baja, itu seluruh engineer dan pekerjanya pasti ahli di soal itu. Sedangkan kalau beton itu bisa pakai pekerja kasar manggil dari kampung," ujar Sjafei kepada KONTAN, Jumat (2/3).

Menurutnya asalkan dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur penggunaan material keduanya tidak terlalu jadi soal. Apalagi dalam rentang setahun ini saja terjadi 12 kecelakaan yang menimpa konstruksi.

Sementara itu, Suwanto, Kepala Subdit Usaha Jasa Konstruksi, Direktorat Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bilang penggunaan baja dalam kontruksi cukup besar. Tahun lalu saja, penyerapan baja mencapai 13,49 juta ton untuk proyek infrastruktur.

Dari jumlah itu 78% menyasar sektor infrastruktur, 8% menyasar sektor transportasi, 7% menyasar sektor migas, 4% permesinan dan lain-lainnya sebesar 3%. Namun dari total kebutuhan tersebut hanya 7 juta ton atau setara 52% saja yang mampu dipenuhi produsen baja domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×