kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,20   3,85   0.41%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha minta aturan ramah industri


Kamis, 28 Juli 2016 / 12:27 WIB
Pengusaha minta aturan ramah industri


Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pelaku industri menyambut baik pergantian pejabat menteri perindustrian dan menteri perdagangan yang dilakukan Presiden Joko Widodo, Rabu (27/7). Sebagian pelaku industri yang dihubungi KONTAN menilai, menteri pengganti memiliki pengalaman di bidang industri dan perdagangan.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman bilang, Airlangga Hartarto yang menjabat Menteri Perindustrian punya kecakapan di bidang industri. "Airlangga punya DNA industri," kata Adhi saat ditemui KONTAN, Rabu (27/7).

Begitu pula dengan Enggartiasto Lukito, yang menjabat Menteri Perdagangan menggantikan Thomas Lembong. Menurut Adhi, Enggartiasto memiliki pengalaman di dunia bisnis. Namun, kata Adhi, keduanya punya sederet pekerjaan rumah.

Deputy Director PT Indesso Aroma Arianto Mulyadi menilai, menteri yang baru dilantik punya pekerjaan rumah untuk memperjuangkan aturan yang memudahkan industri. "Jangan menciptakan regulasi yang menghambat ruang gerak," kata Arianto saat ditemui KONTAN, Rabu (27/7).

Asal tahu saja, sebelum terkena reshuffle, Saleh Husin sebelumnya menolak kebijakan Menteri Keuangan yang ingin memungut cukai kemasan plastik. Aturan tersebut dinilai Saleh kontraproduktif dengan semangat Kementerian Perindustrian.

Saat serah terima jabatan Menteri Perindustrian, Saleh menjelaskan masalah dan tantangan Kementerian Perindustrian tersebut. Begitu juga dengan masalah lainnya. Pertama, pelemahan ekonomi global yang mempengaruhi kinerja industri. Masalah ini berimbas kepada penurunan ekspor produk industri.

Masalah kedua, minimnya hilirisasi sehingga bahan baku banyak yang diekspor. Ketiga, harga energi belum kompetitif. Keempat, biaya logistik dalam negeri mahal. Kelima, minimnya pembiayaan untuk industri dan tingginya suku bunga. "Suku bunga bank tinggi membuat produk Indonesia sulit berdaya saing tinggi," kata Saleh.

Keenam, kendala birokrasi. Di antaranya, pemberian insentif ditentukan instansi lain atau Kementerian Keuangan. "Ini yang jadi tantangan utama. Kami berbusa-busa ngomong ke investor. Saat investor minta insentif, yang memutuskan instansi lain," pungkas Saleh.

Cari jalan keluar

Untuk menjawab tantangan tersebut, Airlangga bilang akan meneruskan program Saleh Husin. "Apa yang sudah dikerjakan oleh Saleh Husin luar biasa, kami akan teruskan," kata Airlangga dalam serah terima jabatan di Kementerian Perindustrian, Rabu (27/7).

Untuk awal menjabat, Airlangga akan mencontek program yang telah dilakukan Saleh Husin. “Jika nanti ada persoalan di industri, kami akan mencari jalan keluarnya," janji Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×