kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan mobil mewah impor melambat


Jumat, 25 Agustus 2017 / 17:30 WIB
Penjualan mobil mewah impor melambat


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Bisnis mobil impor premium masih tertatih-tatih. Kondisi perlambatan ekonomi saat ini membuat penjualan belum memuaskan bagi para importir produk otomotif.

"Saat ini kondisi ekonomi sedang slowing down, otomatis bisnis mobil ini juga ikut slowing down," ujar Arie Christopher, CEO of Ferrari Jakarta kepada KONTAN (25/8). Meski demikian, Ferrari melihat peluang yang ada di Indonesia.

Indonesia dinilai menjadi pasar yang potensial dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. "Namun tantangannya, tarif bea masuk yang sangat tinggi, PPn barang mewah yang juga sangat tinggi menyebabkan harga jual menjadi sangat tinggi," urai Arie.

"Ferrari mempunyai citra merek yang sangat kuat. Program-program eksklusif yang hanya diperuntukan bagi pasar pelanggannya merupakan kunci utama Ferrari untuk mendorong penjualan," sebut Arie.

Arie bilang, saat ini Indonesia masih menjadi pasar terbesar ketiga d ibawah Thailand dan Singapura.

Sementara Chendy Sumera, Public Relations Manager Rolls-Royce Motor Cars Indonesia tidak terlalu khawatir dengan persoalan pajak yang ditimpakan kepada kendaraan mewah. "Sebagai kekuatan ekonomi baru di dunia, pasar di Indonesia masih sangat potensial," ujarnya kepada KONTAN (25/8).

Soal target pertumbuhan penjualan, Chendy enggan membeberkannya. "Yang jelas harus lebih besar dari angka target di tahun sebelumnya," tukasnya.

Ketika KONTAN mendatangi beberapa diler mobil impor mewah di sepanjang arteri Pondok Indah, Jakarta, tidak banyak pegawai yang bersedia berbicara aspek bisnis. Namun salah satu staf pemasaran sebuah diler yang enggan namanya disebut menerangkan bahwa penjualan mobil mewah memang cenderung stagnan atau bahkan turun. Ini lantaran mengikuti pasar otomotif nasional saat ini.

Berdasarkan data impor dari Kementerian Perdagangan, dari Januari-Mei 2017 nilai impor mobil penumpang dengan silinder antara 1.500-3.000 cc mencapai US$ 231 juta. Nilai tersebut turun 4,1% dibandingkan impor mobil periode yang sama tahun lalu US$ 241 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×