kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persiapan SDM jadi prioritas demi masuki Industri 4.0


Senin, 11 Juni 2018 / 12:13 WIB
Persiapan SDM jadi prioritas demi masuki Industri 4.0
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kesiapan memasuki revolusi industri 4.0, salah satu langkah prioritas yang tengah dilakukan pemerintah adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi, salah satunya mengusung konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Hingga saat ini, program pendidikan vokasi yang diluncurkan di beberapa wilayah Indonesia tersebut, melibatkan sebanyak 618 perusahaan dengan menggandeng hingga 1.735 SMK. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memaparkan tujuan program ini adalah menciptakan satu juta tenaga kerja kompeten yang tersertifikasi sesuai kebutuhan dunia industri pada tahun 2019.

Disamping itu, irlangga aktif mengajak generasi muda Indonesia untuk melek teknologi dan memanfaatkan peluang bisnis di era digital yang sedang berkembang. “Betapa pentingnya pendidikan untuk membangun SDM yang andal dan mampu bersaing di tengah arus globalisasi yang kian kompetitif. Maka itu, mereka perlu mempelajari bahasa Inggris, statistik, dan koding,” paparnya dalam keterangan pers, Senin (11/6).

Menperin menyadari, generasi muda akan menjadi tumpuan dan harapan dalam membangun negeri ini. Terlebih lagi, Indonesia memiliki modal besar berupa talenta dari perguruan tinggi di dalam negeri yang jumlahnya sangat banyak. “Selain itu, Indonesia akan menikmati bonus demografi selama 15 tahun ke depan. Tentunya kondisi ini memacu kinerja ekonomi nasional semakin tumbuh maksimal,” imbuhnya.

Guna mempercepat pemanfaatan teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri, Kemperin bersama asosiasi industri, pelaku usaha, penyedia teknologi, dan akademisi, juga telah menetapkan lima sektor industri yang akan menjadi pionir implementasi industri 4.0 di Tanah Air.

Lima sektor manufaktur tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik. “Selama ini, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60% untuk PDB, kemudian menyumbang 65% terhadap total ekspor, dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” sebutnya.

Oleh karena itu, disiapkan 10 inisiatif yang akan dijalankan dalam upaya mengakselerasi pengembangan industri nasional yang berdaya daya saing global. Pertama, pemerintah memperbaiki alur aliran barang dan material melalui pengembangan industri hulu. Kedua, mendesain ulang zona industri di seluruh wilayah Indonesia dengan menyelaraskan peta jalan sektor-sektor industri yang menjadi fokus prioritas.

Ketiga, memfasilitasi peningkatan produktivitas industri yang berbasis teknologi bersih, tenaga listrik, biokimia, dan energi terbarukan. Keempat, memberdayakan UMKM dengan mendorong penggunaan platform e-commerce sehingga bisa meningkatkan penjualannya.

Kelima, membangun infrastruktur digital nasional, termasuk jaringan internet kecepatan tinggi, cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband. Keenam, menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan melakukan harmonisasi aturan dan kebijakan sehingga Indonesia tetap menarik bagi investasi asing. Ketujuh, peningkatan kualitas SDM. Kedelapan, pembangunan ekosistem inovasi.

Selanjutnya, kesembilan adalah pemberian insentif bagi perusahaan baru maupun yang existing, karena berinisiatif investasi untuk mengadopsi teknologi terkini dalam menjalankan proses produksinya. Dan, langkah kesepuluh, yaitu harmonisasi aturan dan kebijakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×