kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan Listrik Negara siapkan infrastruktur untuk mobil listrik


Selasa, 10 Juli 2018 / 16:35 WIB
Perusahaan Listrik Negara siapkan infrastruktur untuk mobil listrik
ILUSTRASI. Mobil listrik


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) siap membangun infrastruktur untuk mendukung program pengembangan mobil listrik. Sejauh ini, PLN sudah membangun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) disejumlah daerah dengan jumlah mencapai sekitar 1.000 unit lebih.

Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman mengatakan, untuk mendukung pengembangn mobil listrik PLN tidak masuk kedalam industry otomotif, hanya akan membantu dalam suplai tenagalistriknya saja. Adapun untuk infrastrukturnya tengah dalam tahapan study.

Syofvi bilang, saat ini pihaknya sudah mengembangkan SPLU sebanyak lebih dari 1.000 unit. Sementara untuk charging kendaraan roda empat berbeda dengan roda dua. “SPLU kita bisa untuk mobil, tapi saat ini yang di SPLU adanya yang low charging, sementara untuk yang lebih cepat itu memakai fast charging,” terangnya saat ditemui di Kantor PLN Pusat, Selasa (10/7).

Untuk pengembangan SPLU fast charging, diprediksikan nilai investasinya mencapai US$ 10.000 per unit. Namun, Syofvi bilang setiap standarisasi SPLU fast charging berbeda-beda, sehingga, nilai investasi disesuaikan dengan standarisasi itu.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi berharap, dalam pengembangan mobil listrik adanya insentif yang diberikan. “Seperti insentif law carbon emission. Kalau ini keluar bisa menarik,” Ungkapnya. 

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemprin) Harjanto mengatakan, untuk pengembangan mobil listrik ini bisa dipastikan harus ada kejelasan supply chain dan tidak semua barang merupakan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×