kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,48   9,13   0.98%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pindad incar penjualan Rp 3 triliun


Jumat, 10 Juni 2016 / 10:20 WIB
Pindad incar penjualan Rp 3 triliun


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penjualan amunisi dan senjata yang tumbuh membuat produsen senjata PT Pindad optimistis menetapkan target pertumbuhan pendapatan tinggi tahun ini. Jika tahun lalu perusahaan pelat merah tersebut mencatatkan penjualan Rp 2 triliun, tahun ini manajemen Pindad membidik penjualan Rp 3 triliun atau naik 50%.

Untuk mencapai target, Pindad andalkan empat jenis senjata berkaliber ringan yang baru diluncurkan. "Ini masih kami perkenalkan, nanti tim kami akan datang ke masing-masing satuan (calon pembeli) untuk memastikan pesanan," ujar Silmy Karim, Direktur Utama PT Pindad di Jakarta, kemarin (9/6).

Dari empat jenis senjata baru tersebut, salah satunya adalah pistol jenis G2 yang bisa digunakan anggota Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin). Silmy bilang, pistol anyar tersebut telah dipesan 10.000 unit oleh Perbakin. Asal tahu saja, Perbakin merupakan organisasi menembak yang digawangi Bambang Trihartmojo.

Tahap awal, Pindad memenuhi pesanan sebanyak 2.000 unit dengan harga per unit sekitar Rp 35 juta. Artinya, dari seluruh pesanan Perbakin saja, Pindad berpotensi mengantongi kontrak senilai kurang lebih Rp 350 miliar.
 
Selain memproduksi senjata untuk Perbakin, Pindad juga memproduksi eskavator pesanan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian BUMN. Silmy bilang, pesanan eskavator tersebut diproduksi mulai bulan ini.

Untuk meningkatkan produktivitas, Pindad tahun ini mengalokasikan belanja modal Rp 500 miliar untuk menambah mesin amunisi dan mesin senjata. Silmy memperkirakan, dengan penambahan dana tersebut Pindad mampu memproduksi amunisi sebanyak 50 juta butir per tahun. "Kami sedang mengkaji menerbitkan obligasi senilai Rp 300 miliar," terangnya.

Selain meningkatkan produksi, belanja modal juga digunakan untuk melunasi utang perseroan. Diperkirakan, aksi korporasi tersebut baru dilakukan akhir atau awal 2017. Sekarang perusahaan masih melakukan penjajakan dengan beberapa pihak penjamin efek.

Ekspansi ke luar negeri

Tak hanya di pasar lokal, di pasar ekspor Pindad tengah mengembangkan produksi senjata dan kendaraan tempur. Rencananya, Agustus 2016 dan November 2016 akan diluncurkan aksesori senjata dan kendaraan tempur baru.
 
Selain ekspor langsung dari Indonesia langsung, Pindad juga telah mendapat pinangan untuk mengelola pabrik senjata di kawasan Timur Tengah. Tak tanggung-tanggung, tawaran tersebut datang dari dua negara sekaligus. "Tentunya kami akan memilih salah satunya," ungkap Silmy.

Sayang, Silmy belum mau membeberkan nama negara yang dimaksud. Ia hanya bilang, sejauh ini perusahaan telah mendapatkan pengakuan sebagai salah satu perusahaan senjata terbaik di Yordania. Untuk mengelola pabrik senjata di luar negeri tersebut, Pindad bertindak sebagai pemberi lisensi. Sedangkan operasional pabrik dibiayai oleh negara yang bersangkutan. Untuk kepastian untuk ekspansi ke luar negeri ini, Silmy bilang akan memutuskannya pekan depan.

Menurut Silmy, ada banyak yang mesti dipertimbangkan. Mulai dari hubungan luar negeri, kemudahan investasi di negara yang bersangkutan serta hubungan kerjasama antar pemerintahnya. "Potensinya kerja sama ini sekitar US$ 300 juta," tutupnya.

Jika kerjasama pembangunan pabrik berjalan lancar, maka Pindad bisa menyeimbangkan penjualan domestik dan ekspor. Selama ini, penjualan Pindad lebih banyak ditopang pesanan dari TNI, Polri dan instansi tertentu saja. Dari sisi produk, penjualan amunisi menopang 50% penjualan, kemudian penjualan kendaraan tempur 30% dan penjualan senjata 20%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×