kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi daging lokal belum mampu penuhi kebutuhan


Senin, 02 Oktober 2017 / 19:24 WIB
Produksi daging lokal belum mampu penuhi kebutuhan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi daging sapi peternakan lokal belum dapat memenuhi kebutuhan daging nasional. Terlebih menurunnya jumlah peternak sapi di daerah.

 “Daging lokal hanya memenuhi 50% kebutuhan daging nasional,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana kepada KONTAN (2/10).

Penurunan itu dikarenakan oleh kebijakan pemerintah yang menggelontorkan daging murah ke pasar. Teguh bilang, daging murah membuat peternak enggan beternak sapi.

Padahal menurut teguh impor daging Indonesia saat ini masih tinggi. Impor daging Indonesia berdasarkan keterangan teguh masih sebesar 250.000 ton per tahun. Jumlah tersebut hampir mencapai setengah dari kebutuhan daging nasional yang mencapai sekitar 600.000 ton per tahun.

Teguh mengkritisi kebijakan kementerian pertanian yang tidak terbuka. Termasuk hibah yang diberikan oleh Australian sebesar A$ 60 juta . ketidakterbukaan pemerintah tersebut membuat program pemerintah dinilai tidak jelas.

Teknis pelaksanaan hibah dari Australia masih belum dipahami oleh Teguh karena hal tersebut baru pertama kali didengar. Namun, untuk mengembangkan sapi asal Australia peril diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaannya. Kurangnya pemahaman membuat bibit sapi yang diberikan ke peternak tidak berkembang dengan maksimal.

Teguh menyambut baik hibah yang dilaksanakan oleh Australia. Namun, juga perlu diperhatikan bahwa cara beternak sapi antara Indonesia dan Australia jauh berbeda. “Kalau di Australia sapi dilepas, tapi kalau di Indonesia sapi didiamkan di kandang,” jelas Teguh.

Hibah sebesar A$ 60 juta disebutkan Ketua Negosiator Indonesia untuk Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) sudah berjalan. “Hibah dari Australia sudah berjalan sampai saat ini,” ujar Deddy Saleh, Kepala Negosiator Indonesia untuk IA-CEPA.

Hibah rencananya akan dilakukan selama 5 tahun ke depan. Deddy bilang hal itu akan dilakukan secara bertahap.

Hibah dari Australia sebesar A$ 60 juta akan digunakan untuk mengembangkan industri peternakan sapi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengembangkan vokasional dan pelatihan serta pembibitan sapi di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×