kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek Cilacap tunggu financial close beres


Selasa, 24 Oktober 2017 / 11:19 WIB
Proyek Cilacap tunggu financial close beres


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek kilang minyak di Cilacap hasil kerja sama dengan Saudi Aramco hingga kini masih menemui jalan terjal. Salah satu yang mengganjal terkait financial closing proyek senilai US$ 6 miliar itu. Padahal, merujuk perjanjian pembentukan joint venture antara Pertamina dan Saudi Aramco itu diteken sejak 22 Desember 2016 lalu.

Padahal, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap ini sejatinya menjadi tonggak untuk memodernisasi kilang Cilacap agar produksi bisa bertambah dari awalnya 358.000 bph menjadi 400.000 bph.

Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Edwin Hidayat Abdullah menyatakan,. proses persiapan konstruksi pengembangan kilang itu masih sesuai dengan jadwal dan kesepakatan.

Adapun penyelesaian permasalahan financial yang sempat mengemuka harus diselesaikan paling lambat pada 20 November mendatang. "Semua permasalahan yang dibahas negosiasinya tanggal 20 November sudah harus tuntas. Itu kesepakatan bersama," kata Edwin yang juga Komisaris Pertamina kepada KONTAN, Senin (23/10).

Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu ( FSPPB), Noviandri bilang, sejauh ini, FSSB tidak keberatan dengan pembentukan usaha patungan antara Pertamina dan Saudi Aramco.

Hanya FSPPB tak sepakat dengan project finance yang menyebutkan adanya inbreng aset-aset Pertamina ke perusahaan patungan itu. "Karena itu akan merugikan Pertamina, aset-aset RDMP yang akan dikeluarkan dari aset Pertamina yang nantinya akan jadi aset JV," tegasnya kepada KONTAN, Senin (23/10).Makanya, ia minta ke direksi Pertamina untuk mengevaluasi kerja sama itu dulu.

Ardhy Mokobombang, Direktur Megaproyek dan Petrokimia Pertamina menyatakan joint venture antara Pertamina dan Saudi Aramco terus berjalan.

Bahkan dalam waktu dekat Pertamina dan Saudi Aramco akan segera menandatangani Amendemen Joint Venture Development Agreement (JVDA). "Ini untuk penyusunan Engineering Package atau Front End Engineering Design (FEED) yang kami rencanakan dimulai pada awal tahun depan," ungkapnya kepada KONTAN, Senin (23/10).

Lebih lanjut Ardhy menjelaskan sambil melakukan berbagai persiapan konstruksi Pertamina juga masih melakukan pembebasan lahan. "Pembebasan lahan on going, diharapkan akhir tahun semuanya beres," ujarnya.

Namun demikian, ia tidak bisa menjamin dimulainya konstruksi kilang untuk bisa dicapai target penyelesaian kilang di tahun 2021. "Kami selesaikan satu demi satu dulu, engineering package dulu baru nanti konstruksinya," tandasnya.

Asal tahu saja, Pertamina dalam proyek ini akan memiliki saham mayoritas 55%. Adapun investor asing yakni Saudi Aramco menguasai 45%. Pembagian saham ini sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan yang tertuang dalam head of agreement yang ditandatangani akhir 2016.

Jika selesai revitalisasi kilang Cilacap nantinya akan mengalami peningkatan kapasitas dari 358.000 bph menjadi 400.000 bph, kualitas pengolahan di kilang Cilacap setelah juga akan berkembang dengan standar Nelson Complexity Index (NCI) menjadi 9,4 meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya 4.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×