kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT Garam gagal mencapai target produksi di 2017


Rabu, 13 Desember 2017 / 06:34 WIB
PT Garam gagal mencapai target produksi di 2017


Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi garam PT Garam sepanjang tahun ini tidak mencapai target. Di awal tahun pengelola PT Garam menargetkan produksi sebanyak 315.500 ton.

Namun setelah produksi garam selesai pada pertengahan November 2017, perusahaan pelat merah ini hanya mampu menghasilkan garam sebanyak 194.300 ton.

Kegagalan mencapai target produksi di tahun ini tidak terlepas dari curah hujan yang tinggi di awal 2017. Akibatnya, waktu panen garam pun mundur. Waktu panen itu akhirnya berujung ke penurunan pasokan garam karena pemerintah terlambat mengeluarkan izin impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko mengatakan meskipun produksi PT Garam tahun ini tidak mencapai target, namun apabila dibandingkan dengan produksi tahun lalu yang hanya 25.500 ton, produksi garam tahun ini tetap lebih tinggi.

"Pada tahun ini produksi garam lebih baik karena cuaca lebih baik dibandingkan tahun lalu yang cuacanya kemarau basah," ujar Budi kepada KONTAN, Selasa (12/12).

Ia menjelaskan, secara nasional total produksi garam tahun 2017 baru mencapai 1,3 juta ton. Dengan produksi sebanyak itu, maka Indonesia masih kekurangan 500.000 ton garam. Kekurangan garam ini bisa ditutupi bila pemerintah segera mengeluarkan izin impor garam konsumsi.

Dirjen Pengendalian Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Brahmantya Satyawamurthi Poerwadi mengatakan pihaknya terus mencari cara agar kebutuhan garam dalam negeri dapat terpenuhi. Namun ia belum memastikan apakah akan diimpor atau tidak.

Tapi untuk mendorong produksi garam tahun depan KKP akan memberikan sejumlah bantuan ke petani garam melalui program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) di 21 kabupaten dan kota. "Kami juga akan membangun enam unit gudang garam yang sesuai Standar Nasional Indonesia," ujar dia.

Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) Jakfar Sodikin, mengungkapkan, hasil panen garam sepanjang tahun 2017 belum memenuhi kebutuhan garam nasional. Jakfar memprediksi hasil panen hanya memenuhi kebutuhan garam hingga Maret 2018. "Padahal, panen tahun depan baru berlangsung pada Juni 2018," ujarnya mengingatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×