kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,22   -10,30   -1.10%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT KAI bersiap lakukan peremajaan kereta api


Rabu, 04 Oktober 2017 / 17:25 WIB
PT KAI bersiap lakukan peremajaan kereta api


Reporter: Mila Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia memastikan bahwa tahun ini akan ada dua program rencana yang akan dijalankan. Pertama, penambahan kapasitas gerbong untuk mengantisipasi volume penumpang yang terus meningkat tiap tahunnya.

Kedua, PT KAI akan meremajakan atau mengganti kereta-kereta yang sudah berumur di atas 30-50 tahun.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah menandatangani pembelian 1000 kereta kepada PT Industri Kereta Api (INKA) namun hal itu akan bertahap dalam waktu 2 - 3 tahun. Dari 1000 kereta, baru 430 kereta yang sudah ditandatangani oleh PT KAI.

Tahun lalu, commuter line membeli 120 rangkaian kereta, untuk tahun ini 70 rangkaian kereta untuk commuter line sudah tiba, harga satu rangkaian kereta mencapai Rp 4 - 5 miliar.

Biasanya PT KAI membeli kereta bekas langsung dari Jepang, namun kali ini KAI sedang mengkaji dan menghitung dana yang dibutuhkan untuk membeli rangkaian kereta baru. Untuk satu rangkaian kereta baru, PT KAI harus mengeluarkan dana sekitar Rp 10 - 15 miliar.

"Kita juga sedang menghitung-hitung, kereta ini kan rata-rata bekas, tapi kalau kita mampu beli baru kenapa tidak," ujarnya.

Saat ini, commuter line memiliki 984 gerbong kereta dan akan terus ditambah secara bertahap. Dalam sehari, KAI mampu melakukan perjalanan sebanyak 918 perjalanan per harinya.

Edi menjelaskan bahwa di PT KAI, pendapatan dibagi menjadi tiga yaitu, pendapatan penumpang, pendapatan angkutan barang dan non-angkutan, sehingga total target pendapatan hingga akhir tahun mencapai Rp 16 - 17 triliun.

Rencananya, angkutan barang KAI akan terus ditingkatkan untuk mengurangi macet akibat truk-truk yang melintasi jalan. "Untuk angkutan barang harus kita tingkatkan, karena truk-truk yang melintasi jalan-jalan bisa menyebabkan macet dan merusak jalan," bebernya.

Edi menilai hingga saat ini, pendapatan dari angkutan penumpang dan angkutan barang memiliki persentase yang tidak jauh berbeda."Untuk penumpang kurang lebihnya masih 52% dan untuk barang 53% sehingga imbang," kata Edi.




TERBARU

[X]
×