kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTPN gandeng RNI genjot bisnis teh


Selasa, 01 Mei 2018 / 09:35 WIB
PTPN gandeng RNI genjot bisnis teh


Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III melalui anak usahanya PTPN VIII bekerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melalui anak usaha PT Mitra Kerinci, meningkatkan bisnis teh Indonesia.

Kedua perusahaan akan bekerja sama dalam pendampingan perbaikan pabrik teh hijau dan penjualan teh hitam. Produksi harian pabrik ditargetkan sebesar 5 ton hingga 7 ton, dengan target penjualan teh mencapai Rp 300 juta per bulan.

"Diharapkan, ini akan menjadi awal dari kerja sama pengembangan teh yang lebih luas lagi," ujar Direktur PT Mitra Kerinci Yosdian Adi dalam siaran pers, Senin (30/4).

Guna mencapai target tersebut, kedua perusahaan akan mengucurkan investasi sebesar Rp 5 miliar. Kerja sama pengelolaan antara PT Mitra Kerinci dan PTPN VIII akan dilaksanakan di Kebun Pangheotan seluas 2.000 hektare (ha).

PTPN VIII dipilih sebagai mitra lantaran berpengalaman mengolah industri teh. PTPN VIII merupakan pemilik lahan teh terbesar di Indonesia.

Sementara, perkebunan Mitra Kerinci menghasilkan 18.000 ton daun teh segar setiap tahun, yang diolah menjadi 5.000 ton teh. Produksi tersebut digunakan untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.

Kapasitas produksi Mitra Kerinci sebesar 75 ton teh hijau per hari. Perkebunan teh Mitra Kerinci merupakan penghasil teh hijau terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara.

Hal tersebut dinilai dapat menjadi role model sistem pengelolaan industri teh yang produktif dan efisien. Pasalnya saat ini biaya produksi teh Indonesia masih tinggi sebesar Rp 20.000 per kilogram (kg), sementara Mitra Kerinci dapat menekan biaya produksi hingga Rp 15.000 per kg.

"Keunggulan dari kedua pihak perlu dikembangkan dalam skema kerja sama ini," kata Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro melalui siaran pers.

Asal tahu saja, peluang industri teh dalam negeri untuk bangkit dan bersaing di pasar global masih besar dan terbuka lebar. Oleh karena itu perlu ada penguatan daya saing industri teh Indonesia.

"Pasarnya sangat terbuka, baik dalam negeri maupun internasional," jelas Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo.

Didik bilang, saat ini terjadi kontradiksi penurunan areal dan produktivitas teh Indonesia. Padahal konsumsi minuman teh dalam kemasan bertumbuh hingga mencapai di atas 2,3 juta liter per tahun.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemdag), pada 2017, ekspor teh Indonesia hanya meningkat 1,04%. Hal tersebut tidak sebanding dengan tren penurunan nilai ekspor sebesar 8,08% selama 2012 hingga 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×