kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Radiant Utama bidik laba tumbuh 25%


Jumat, 07 April 2017 / 11:46 WIB
Radiant Utama bidik laba tumbuh 25%


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Radiant Utama Interinsco Tbk ingin mencatatkan pertumbuhan pendapatan antara 15%-20% tahun ini. Adapun target pertumbuhan laba bersih lebih tinggi, yakni sebesar 25%.

Mengacu pada pencapaian pendapatan tahun lalu Rp 1,32 triliun, berarti target minimal pendapatan tahun ini mencapai Rp 1,52 triliun. Sementara target laba bersih tahun ini setara dengan Rp 32,59 miliar. Hitungan laba bersih tersebut mengacu pada pencapaian laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2016, yakni Rp 26,07 miliar.

Patut dicatat, target kinerja Radiant Utama tahun ini termasuk agresif. Mengingat, pendapatan maupun laba bersih mereka tahun lalu kompak turun.

Manajemen Radiant Utama menuding lesu harga minyak dunia membikin bisnis jasa migas lunglai. Akibatnya, perusahaan berkode saham RUIS di Bursa Efek Indonesia tersebut hanya mampu memenuhi target perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,75 triliun. Padahal target awal mereka Rp 2,5 triliun.

Kontrak baru yang tak sesuai target lantas merembet ke kinerja keuangan. Radiant Utama harus rela mencecap margin kotor lebih kecil ketimbang tahun 2015.

Alhasil, laba bersih Radiant Utama menyusut. "Hal itu akibat semakin kompetitifnya persaingan dan pengurangan beberapa realisasi pelaksanaan kontrak penghasil gross margin yang tinggi," terang Mona Nazarudi, Sekretaris Perusahaan PT Radiant Utama Interinsco Tbk, saat dihubungi KONTAN, Kamis (6/4).

Supaya target kinerja tahun ini tak meleset, Radiant Utama berencana memburu kontrak baru senilai Rp 3 triliun. Sambil mempertahankan kontrak yang ada, perusahaan itu mengincar beberapa kontrak besar anyar.

Tak cuma proyek sektor minyak dan gas (migas), Radiant Utama juga mencari peluang sektor lain seperti proyek panas bumi. Kebetulan mereka juga sudah memiliki bekal berupa PT Supraco Indonesia, anak perusahaan yang khusus menangani pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP).

Informasi saja, sebelumnya Supraco Indonesia telah melakukan penyertaan saham di PT Sorik Merapi Geothermal Power. Sorik Merapi Geothermal menggarap PLTP Sorik Marapi berkapasitas 240 megawatt (MW).

Hingga kuartal I 2017, contract on hand alias total kontrak di tangan Radiant Utama per sekitar Rp 2 triliun. "Dari banyak proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan dan anak perusahaan," beber Mona.

Tahun ini, Radiant Utama menggelontorkan dana belanja modal Rp 40 miliar. Duit tersebut untuk mendukung proyek mobile offshore production unit (MOPU) atau fasilitas produksi lepas pantai di Selat Madura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×