kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi investasi IKTA 14,59% dari target


Senin, 12 Juni 2017 / 11:07 WIB
Realisasi investasi IKTA 14,59% dari target


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat, nilai investasi industri kimia, tekstil dan aneka (IKTA) sepanjang kuartal I 2017 sebesar Rp 22,17 triliun. Pencapaian itu setara 14,59% terhadap total target investasi IKTA sepanjang tahun ini, yaitu Rp 152 triliun.

Kemperin mengakui, realisasi investasi itu masih rendah. "Trennya realisasi kuartal I memang rendah, tapi target kami tetap sama," ujar Achmad Sigit Dwiwahjono, Direktur Jenderal IKTA Kemperin, saat dihubungi KONTAN Jumat (9/6).

Asal tahu, target investasi IKTA sebesar Rp 152 triliun tadi, mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan industri sebesar 5,4%. Kalau target terpenuhi, investasi IKTA tahun 2017 bakal tumbuh 24,08% dibandingkan realisasi investasi tahun lalu, yaitu Rp 122,5 triliun.

Menelisik lebih jauh pencapaian investasi IKTA, industri kimia menyandang peran sebagai kontributor pertumbuhan tertinggi. Kondisi itu juga terjadi sepanjang kuartal I 2017 kemarin. Industri kimia tumbuh dobel hingga 10,4%.

Sementara industri-industri lain hanya tumbuh single digit. Industri karet yang terdiri dari barang karet dan plastik misalnya, mendaki 7,52%. Kalau industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki naik 7,41%.

Pertumbuhan industri kimia sejalan dengan arah kebijakan Kemperin. Tahun ini, Kemperin memprioritaskan percepatan pembangunan industri petrokimia di dalam negeri.

Pertimbangan kebijakan Kemperin adalah sektor petrokimia berperan penting dalam suplai bahan baku manufaktur hilir, seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetika dan farmasi. "Apalagi, pabrik petrokimia terakhir dibangun pada tahun 1998," ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dalam kesempatan sebelumnya.

Dua contoh pelaku industri yang berniat investasi petrokimia di dalam negeri, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan perusahaan Korea Selatan, Lotte Chemical Titan. Keduanya akan mengembangkan bahan baku kimia berbasis nafta cracker.

Chandra Asri menyiapkan dana US$ 6 miliar atau sekitar Rp 80 triliun hingga tahun 2021. Sementara Lotte Chemical siap merogoh duit US$ 3 miliar-US$ 4 miliar atau Rp 52 triliun-Rp 53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×