kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Registrasi mengurangi nafsu perang tarif operator


Jumat, 11 Mei 2018 / 10:32 WIB
Registrasi mengurangi nafsu perang tarif operator
ILUSTRASI. Penjualan Kartu Perdana Prabayar


Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aturan registrasi kartu SIM prabayar sejak Oktober 2017 lalu, sedikit banyak mengubah model bisnis operator seluler.  Sebelumnya penjualan kartu perdana atau starter pack laris manis, maka ke depan tak bisa lagi diandalkan. Terlebih, banyak nomor pelanggan yang diblokir karena tidak melakukan registrasi sesuai ketentuan dan tenggat waktu.

Efek kebijakan registrasi terhadap bisnis operator tergambar dari laporan keuangan  yang menunjukkan adanya penurunan kinerja. Ini seperti dialami PT Indosat Oordeoo Tbk (ISAT). Merujuk laporan keuangan kuartal I-2018, Indosat mengantongi pendapatan Rp 5,7 triliun, turun 21,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 7,28 triliun (lihat tabel).

Bahkan Indosat mengalami rugi bersih hingga urun drastis 390,8%, atau membukukan rugi bersih Rp 506 miliar. Padahal sepanjang kuartal pertama 2017, ISAT masih meraih laba bersih Rp 174 miliar.

Joy Wahyudi, Direktur Utama PT Indosat Tbk mengakui, penurunan kinerja keuangan tersebut tidak terlepas dari imbas peraturan registrasi kartu SIM prabayar. "Salah satu penyebabnya (peraturan) itu,"  sebut Joy, Rabu (9/5).

Joy menjelaskan, penurunan performa bisnis perseroan sudah diprediksi sejak Oktober 2017 lalu, saat aturan itu berlaku. Tapi anehnya, Indosat juga mengalami penurunan pendapatan data. Dari Rp  3,11 triliun di kuartal I-2017 menjadi Ro 3,05 triliun di kuartal I-2018. Pendapatan legacy (SMS dan voice) tentu turun lebih dalam dari Rp 1,79 triliun menjadi Rp 1,26 triliun. 

Hal berbeda terjadi di Telkomsel. Betul, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) juga mencatatkan penurunan pendapatan dari Rp 22,3 triliun menjadi Rp 21,87 triliun. Namun Telkomsel mampu mendongkrak pendapatan bisnis digital dari Rp 8,4 triliun menjadi Rp 10,5 triliun. Meski bisnis legacy turun dari Rp 13,8 triliun menjadi Rp 11,36 triliun. Sementara XL Axiata kabarnya baru akan mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2018 hari ini.

Penurunan pendapatan dana Indosat Oordeoo diduga lantaran perusahaan ini sudah tidak bisa lagi berperang tarif data. Maklum, operator ini cukup gencar menjual paket perdana murah. Terakhir Paket Yellow yang cuma Rp 1.000 untuk 1 gigabyte.

Secara keseluruhan bisnis, Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen menyebutkan, dnamika yang terjadi di industri saat ini menambah keyakinan Telkom bahwa bisnis data dan layanan digital merupakan masa depan industri telekomunikasi. "Tidak hanya pada mobile broadband, namun segmen enterprise, IndiHome dan wholesale and international business," terang Harry dalam rilis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×