kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rekadaya Elektrika fokus mengerjakan EPC proyek 35.000 MW


Selasa, 16 Januari 2018 / 18:54 WIB
Rekadaya Elektrika fokus mengerjakan EPC proyek 35.000 MW


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Rekadaya Elektrika tahun ini mendapatkan proyek Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) untuk membangun enam Mobile Power Plant (MPP) Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Satu proyek MPP PLTG sudah diresmikan, Rabu (4/1) untuk fase satu di Aceh dengan kapasitas 50 Megawatt (MW) dari total 150 MW yang akan dibangun. Adapun total proyek MPP PLTG yang akan dikerjakan Rekadaya Elektrika sebanyak 11 proyek yang tersebar di Aceh, Sumatera, Sulawesi, Maluku, Jawa Bagian Timur dan Bali.

Seperti diketahui 11 proyek MPP PLTG ini masuk dalam program 35.000 MW yang sedang dikerjakan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), induk usaha dari PT Rekadaya Elektrika.

Fibrina Diamanti Manager Komunikasi Korporat PT Rekadaya Elektrika mengatakan, 11 proyek tersebut akan selesai pada tahun 2019. Saat ini pihaknya baru mengerjakan proyek MPP PLTG di Aceh fase satu berkapasitas 50 MW. "Kami pakai bahan lokal untuk komponen dari MPP PLTG itu," ungkap dia saat berkunjung ke kantor KONTAN, Selasa (16/1).

Dia menyatakan, untuk penyediaan komponen lokal dalam proyek MPP Pembangkit Listrik Tenaga Gas itu ada tiga BUMN strategis yang digandeng, yakni PT Barata Indonesia, PT Pindad dan PT PAL Indonesia. "Jadi kami sekarang membuat desainnya, untuk satu komponen bisa dipakai untuk banyak pembangkit," kata dia. Hal ini agar satu mesin pembuatan komponen suatu pembangkit, bisa juga dipakai untuk pembangkit di daerah lain.

Fibrina menilai, sejauh ini sudah ada perusahaan yang membuat komponen dari bahan baku lokal, salah satunya adalah ketiga BUMN tersebut meskipun memang dalam proyek MPP PLTG ini akan bekerjasama dengan Siemens. "Kalau mau tahu ada Siemens. Meski di asal Jerman tetapi dia membuat komponen pembangkit dari bahan lokal. Bahkan mayoritas pekerjanya juga dari lokal," imbuh dia.

Untuk itu, Rekadaya juga berharap nantinya akan muncul perusahaan-perusahaan lokal yang mampu membuat komponen listrik dari bahan baku lokal. "Saya kira akan ada nantinya, yang penting ada kesempatan. Barata saya pikir punya potensi berkembang," imbuh dia.

Fibriana menyatakan, selain membangun proyek enam MPP tersebut, Rekadaya juga tengah membangun beberapa proyek transmisi program 35.000 MW. Sejauh ini Rekadaya yang merupakan anak usaha PT Pembangkitan Jawa-Bali sudah kenyang dengan berbagai proyek EPC pembangkit dan EPC transmisi&distribusi. 

Mislanya, pembangunan PLTU Kendari 2x10 MW, PLTU Kepualuan Riau 2x7 MW, PLTE Ende 2x7 MW, PLTU Tidore 2x7 MW, PLTU Ulumbu 2x2,5 MW, PLTU Timika 4x7 MW, PLTU Bima 2x10 MW, dan PLTU Gorontalo 2x25 MW. Untuk EPC transmisi&distribusi ada SKTT 150 kV GIS AGP-Mampang, SUTET Payakumbuh 272 kV, GI Perawang 150 kV, GITET Perawang 275 kV, dan GI Gunung Sitoli 70 kV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×