kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sebelum bangun FSRU, harus kantongi izin dulu


Selasa, 12 Oktober 2010 / 16:22 WIB


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemhub) meminta PT Nusantara Regas untuk mengurus izin pelabuhan khusus sebelum memulai pembangunan unit penampungan regasifikasi terapung atau floating storage regasification unit (FSRU) di Teluk Jakarta.

Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Kemhub Suwandi Saputro menjelaskan, FSRU yang akan dibangun perusahaan yang 60% sahamnya dimiliki PT Pertamina (Persero) dan 40% dipegang PT PGN (Persero) Tbk itu masuk kategori pelabuhan khusus; dimana pihak pengembang sendiri yang nantinya akan menjadi operator pelabuhan tersebut.

Suwandi memastikan, instansinya tidak akan mempersulit penerbitan izin pelabuhan khusus tersebut selama aspek keselamatan pelayaran dari pembangunan dan operasi FSRU bisa dipenuhi. Maklum, Teluk Jakarta letaknya berdekatan dengan alur keluar masuk kapal dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok dan Sunda Kelapa.

"Saat ini sedang dalam proses evaluasi. Karena terbit atau tidaknya izin pelabuhan khusus sangat tergantung dari Administrator Pelabuhan setempat. Terutama terkait dengan fungsi keselamatan," kata Suwandi. Jika proses evaluasi berjalan lancar, Suwandi menjanjikan izin tersebut bisa segera terbit sebelum target Nusantara Regas bisa mengoperasikan FSRU itu pada kuartal IV tahun depan.

Sebelumnya, Nusantara Regas menyegel kepastian pasokan gas untuk keperluan FSRU dengan meneken Head of Agreement (HoA) jual beli gas alam cair (LNG) dengan Total Indonesie dan Inpex Corporation. Kedua perusahaan itu akan memasok FSRU dari Blok Mahakam, Kalimantan Timur. Dalam HoA ditetapkan Mahakam akan memasok LNG ke FSRU sebesar 11,75 juta metrik ton selama 10 tahun dari 2012-2022.

Selain itu, Nusantara Regas juga meneken HoA jual beli gas dengan PT PLN (Persero) sebagai pembeli gas yang sudah melalui proses regasifikasi tersebut untuk keperluan PLTGU Muara Karang, Jakarta Utara.

Direktur Utama PLN Dahlan Iskan menjelaskan, untuk tahap awal gas rencananya masuk ke Muara Karang sebanyak 100 MMSCFD dan selanjutnya meningkat menjadi 400 MMSCFD. Dahlan menyebut harga beli gas dari FSRU itu sekitar US$ 10 per MMBTU dengan patokan harga minyak US$ 70 per barel. Gas dari FSRU diharapkan mampu menghemat biaya bahan bakar pembangkit PLN sebesar Rp 2 triliun pada 2011.

Sekedar informasi, investasi yang dikeluarkan Pertamina dan PGN untuk membangun FSRU berkapasitas tiga juta ton LNG per tahun atau setara dengan 400 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) sekitar US$ 200 juta. Jika ditambahkan dengan infrastruktur pendukungnya nilainya menjadi sekitar US$ 400 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×