kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak empat strategi Kemprin untuk mendorong ekonomi inklusif


Kamis, 22 Maret 2018 / 11:50 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara mengatakan, Kementerian Perindustrian telah menetapkan empat strategi dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi inklusif. Yakni melalui kebijakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) industri, pembangunan industri ke luar pulau Jawa, peluncuran program e-smart IKM, dan penerapan Industry 4.0.

Ngakan menjelaskan, pengembangan SDM industri bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan di dunia usaha saat ini. Upaya tersebut, antara lain dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, program link and match SMK dan industri, serta program pelatihan industri dengan sistem 3 in 1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan).

"Dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan itu, Kemenperin menargetkan lebih dari satu juta tenaga kerja industri kompeten yang dihasilkan dan telah tersertifikasi hingga tahun 2019," ujarnya dalam rilis media yang diterima Kontan.co.id, Kamis (22/3).

Selama periode tahun 2013-2017, terjadi peningkatan signifikan terhadap jumlah tenaga kerja sektor industri dari 14,9 juta orang pada tahun 2013 menjadi lebih dari 17 juta orang tahun 2017, atau rata-rata naik 512 ribu orang per tahun.

Selanjutnya, strategi pembangunan industri ke luar pulau Jawa yang bertujuan untuk mendorong terwujudnya Indonesia sentris dan pengurangan ketimpangan ekonomi. Kebijakan ini dilakukan dengan memfasilitasi pembangunan kawasan industri yang mayoritas berlokasi di luar pulau Jawa.

"Saat ini, sebanyak 10 kawasan industri baru sudah beroperasi, dan ada tiga kawasan industri yang menyusul selesai pembangunannya pada tahun ini, serta ditargetkan lima kawasan industri baru pada tahun 2019," ungkap Ngakan. Dengan demikian, sampai tahun 2019 terdapat 18 kawasan industri baru, melebihi target program nawacita sebanyak 10 kawasan industri.

Mengenai kebijakan e-smart IKM, ditujukan untuk peningkatan kesempatan bagi IKM nasional dalam memasarkan produk secara lebih masif melalui platform digital. "Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan Industry 4.0 yang saat ini tengah dikembangkan," kata Ngakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×