kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak prospek harga residensial di Jakarta


Rabu, 14 Februari 2018 / 22:46 WIB
Simak prospek harga residensial di Jakarta
ILUSTRASI. Pembangunan residensial


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga properti residensial atau hunian di pasar primer di perkirakan masih akan melanjutkan tren kenaikan pada kuartal I 2018. Perkiraaan itu didasarkan pada survei harga properti residensial (SHPR) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Kenaikan ini akan terjadi di sejumlah wilayah termasuk di Jakarta.

Berdasarkan survei BI, kenaikan harga hunian pada kuartal I 2018 akan mencapai 0,72% dibandingkan kuartal sebelumnya (qtq). Pertumbuhan ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan harga pada kuartal IV 2017 yang mencapai 0,55% (qtq). Sedangkan secara tahunan, kenaikan harga di kuartal I tahun ini diprediksi akan mencapai 2,98% (yoy) atau lebih lambat dari kenaikan pada kuartal IV 2017 sebesar 3,5% (yoy).

Dari survei itu, harga residensial di Jabodebek dan Banten dipekirakan akan mengalami kenaikan 3,21% secara year on year (yoy) di mana rumah tipe kecil akan naik 6,56%, tipe menengah naik 2,37%, dan tipe besar naik 1,04%.

Ali Tranghanda, Executive Indonesia Property Wacth (IPW) mengatakan, prospek residensial di Jakarta hanya bisa dibandingkan untuk sektor apartemen saja karena porsi landed house atau rumah tapak sudah terbatas untuk pasar primer. Proyek landed house di wilayah Jakarta saat ini hanya aada di Metland Menteng, Jakarta Garden City, Botanical dan Sedayu City.

Sementara untuk pasar hunian vertikal, Ali bilang ada kenaikan harga sekitar 1,5%-3% setiap kuartalnya tahun 2017 dimana kenaikannya tergantung lokasi proyeknya. Menurutnya, kenaikan tahun ini juga akan berkisar diangka tersebut.

Namun, dia melihat pengembang masih akan hati-hati dalam menaikkan harga tahun ini karena semester II 2018 sudah mulai memasuki persiapan tahun politik. "Jika tahun lalu ada kenaikan 15% per tahun pada pasar primer maka tahun ini kenaikan hanya akan sekitar 12%," kata Ali pada Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Ali menambahkan, kenaikan harga residensial vertikal di Jakarta akan sejalan dengan kenaikan harga tanah. Berdasarkan data IPW, pertumbuhan harga tanah tertinggi terjadi di Jakarta Timur rata-rata 3,57% yoy setiap kuartal di tahun 2017. Sementara di Jakarta Selatan 2,9%, Jakarta Barta 2,7%, Jakarta Utara 1,9% dan Jakarta Pusat 2,1%.

Adapun range harga apartemen di tertinggi di Jakarta menurut Ali berada di wilayah Jakarta Selatan dengan kisaran Rp 30 juta-Rp 70 juta per m2. Sedangkan di Jakarta Timur berada dikisaran Rp 15 juta- Rp 20 juta per m2, di Jakarta Barat sekitar Rp 17 juta-Rp 35 juta per m2 dan di Jakarta Utara Rp 17 juta-Rp 37 juta per m2. "Kenaikan harga tertinggi terutama akan terjadi di wilayah CBD,"jelas Ali.

Sementara Aldi Garibaldi, Senior Associate Director Colliers International mengatakan kenaikan harga properti residensial terjadi kalau terjadi kenaikan gaji masyarakat secara signifikan. Sementra dia melihat ekonomi Indonesia masih sulit untuk tumbuh signifikan karena sebagian besar masih tergantung pada komoditas. Sementara komoditas harganya masih belum banyak berubah.

"Oleh karena itu kenaikan harga residensial tahun ini tidak akan bisa sekencang pada tahun 2010-2013. Kalau pun terjadi kenaikan, akan cenderung flat menurut saya," kata Aldi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×