kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sintesa Group geber proyek geothermal di Banten


Minggu, 23 Juli 2017 / 15:07 WIB
Sintesa Group geber proyek geothermal di Banten


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sintesa Group mulai serius menggarap sektor ketenagalistrikan, melalui anak usahanya PT Sintesa Energy tengah fokus menggeber proyek PLTP Gunung Karang, Pandegelang, Banten dengan kapasitas 110 MW. Perusahaan saat ini sudah menggenggam PPA untuk pembangunan tersebut.

Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group mengatakan untuk pembangunannya,  pihaknya memaksimalkan dua anak usahanya yakni PT Sintesa Green Energy dan PT Sintesa Banten Geothermal. Sejauh ini, tahapan yang akan dilakukan adalah melakukan pengeboran atau drilling untuk mengetahui kadar kapasitas panas bumi yang ada.

"PPA kami itu 110 MW yang sudah tanda tangan dengan PLN, tetapi ini kan mau proses drilling jadi estimasinya tentu saja diatas itu. (Potensi) Sekitar 250 MW tetapi PPa yang sudah ditandatangani 110 MW," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (20/7).

Sejauh ini, semua tahapan proyek pembangunan akan dikerjakan mandiri oleh perusahaan, termasuk fase pengeboran atau drilling. Bila nantinya sudah mengetahui potensi panasbumi yang dimiliki, dirinya akan mengundang strategic partner untuk bisa sama-sama mengembangkan PLTP Gunung Karang tersebut.

Maklum saja, saat ini teknologi panasbumi berasal dari luar negeri, apalagi investasi yang dibutuhkan juga terbilang sangat besar. Dirinya mengatakan untuk keperluan drilling satu sumur panasbumi saja, perusahaan mengestimasikan dana sebesar US$ 8 juta. Sayang dirinya tidak merinci berapa sumur dan total dana yang akan dikeluarkan untuk kebutuhan drilling tersebut.

"Tahun ini kami yang paling besar suntik ke proyek geothermal, itu paling signifikan karena kami mulai drilling. Tetapi saya rasa jumlahnya tidak bisa disclose," lanjutnya.

Dirinya mengatakan sudah ada beberapa pihak dari luar negeri yang tertarik untuk bersama-sama, mulai dari Eropa, Amerika, Jepang dan Tiongkok. Namun dirinya baru akan menawarkan kerjasama usai melakukan drilling dan mengetahui kadar panasbuminya. "Pembicaraan banyak tetapi kami belum tentukan dengan siapa akan berpartner," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×