kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi jitu bisnis karoseri ala Laksana Bus


Kamis, 14 September 2017 / 07:06 WIB
Strategi jitu bisnis karoseri ala Laksana Bus


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Bertepatan dengan hari jadi ke-40, Laksana Bus resmi meluncurkan tipe karoseri bus All New Tourista. Bus line up dengan sasis ukuran medium ini dirilis untuk keperluan pariwisata.

Alvin Amran, Direktur Keuangan Laksana Bus, mengatakan, harga jual kendaraan besar ini belum final. Yang jelas di kisaran Rp 300 juta per unit untuk pemasangan karoseri bus. "Di kelas medium bus, memang Tourista tulang punggung penjualan. Sedangkan di big bus ada Legacy Sky," kata Alvin, Selasa (12/9).

Sebagai informasi, ada dua jenis utama karoseri yang dijual. Untuk tipe medium bus, Nucleus dan Tourista.Sementara tipe big bus terdapat tiga merk, yakni Discovery, Cityline dan Legacy Sky. 

Selama ini segmen medium menyumbang 40% penjualan dan selebihnya yakni 60% dari big bus. "Tahun ini target produksi medium bus termasuk Tourista 120 unit per bulan Sedangkan tahun lalu hanya 100 unit," papar Alvin.

Selain itu Laksana mengerjakan bus pemerintah seperti Trans Jakarta. Apalagi 40% penjualan saat ini berasal dari sektor pemerintahan. 

Tahun ini, Laksana ketiban proyek karoseri di tipe low entry 260 unit dengan merk Scania dan Mercedes Benz. "Harga pemasangan macam-macam, kisarannya Rp 700 juta sampai Rp 800 juta," kata Alvin

Tahun ini juga Laksana baru saja mengembangkan divisi  sasis di pabrik. Divisi ini yang nantinya memproduksi fasilitas penyambungan sasis. Sebab selama ini sasis yang dipasok ukuran pendek, sehingga perlu ekstensi. Sayang, nilai investasi untuk divisi ini belum dibeberkan.

Stefan Arman, Direktur Teknik Laksana Bus, menambahkan, tahun lalu penjualan sempat lesu karena kondisi ekonomi  kurang baik. Namun dengan proyek pemerintahan dan sektor swasta yang mulai marak membuat target penjualan ikut terkerek. "Tahun lalu sekitar 800 unit sekarang kami targetkan bisa 1.100 sampai 1.200 unit," sebut Stefan, Selasa (12/9).

Sebagai informasi, Laksana mengoperasikan pabrik di Ungaran dengan dua line produksi untuk keperluan swasta dan proyek pemerintah. Pabrik ini berkapasitas pemasangan karoseri sebanyak 28 bus per minggu.

Kini, Laksana Bus yang berawal dari bisnis keluarga mulai memasuki generasi ketiga. Menurut Stefan, kunci supaya bisa bertahan dalam bisnis ini, yakni berinovasi dalam pengembangan produksi dan berstandar internasional. "Saat ini dengan 1.200 karyawan kami terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan segala jenis kendaraan bus," klaim Stefan.

Laksana bus juga melihat potensi ekspor tapi perlu penyesuaian. Sejak tahun 2009, perusahaan ini berhasil mengekspor bus utuh ke Kepulauan Fiji dengan total 200 unit. "Kami baru delivery 2-3 bus ke sana. Market tidak besar tapi regulasi memang ketat di setiap negara," aku Stefan.

Ke depan, Laksana Bus mengincar potensi di kawasan Asia Tengah dan Afrika. Rencananya untuk Afrika akan dipasarkan big bus merek Discovery. Peluang terbuka lebar karena Laksana  bermitra dengan berbagai produsen bus. Seperti Mercedes Benz Indonesia, United Tractors- Scania, Hino Indonesia, Isuzu Astra Motor Indonesia, Indotruck Utama-Volvo, dan Mitsubishi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×