kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surya Semesta telah kuasai 687 hektare di Subang


Selasa, 05 September 2017 / 20:18 WIB
Surya Semesta telah kuasai 687 hektare di Subang


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) terus menggenjot akuisisi lahan industri di Subang, Jawa Barat. Selama delapan bulan pertama tahun ini, pengembang ini telah berhasil membebaskan lahan seluas 157 hektare (ha).

Dengan tambahan lahan yang sudah berhasil dibebaskan pada tahun 2016 seluas 530 ha maka total lahan yang sudah dikuasai SSIA saat ini sudah mencapai 687 ha. Lahan ini berlokasi persis di sisi utara tol Cikopo-Palimanan (Cipali).

Tahun ini, SSIA menargetkan bisa menguasai lahan sekitar 1.000 ha di subang. Itu artinya, perusahaan ini masih harus mengejar akuisisi 313 ha lagi di sisa empat bulan terakhir ini.

Adapun harga rata-rata akuisisi adalah sekitar Rp 230.000 per meter persegi (m2). Itu artinya, perusahaan telah menggelontorkan sekitar Rp 720 miliar untuk membebaskan lahan di Subang selama periode Januari-Agustus 2017.

Jika saat ini SSIA masih fokus membebaskan lahan di sisi utara Tol Cipali maka tahun depan perusahaan ini akan mengarah ke bagian selatan. Tahap pertama, SSIA berencana mengakuisisi 350 ha di sisi tersebut.

Erlin Budiman, Investor Relation SSIA mengatakan untuk saat ini pihaknya masih melakukan pembebasan lahan sendiri. Perusahaan belum menggandeng partner lokal untuk segera menuntaskan akuisisi lahan industri tersebut. "Tidak (ada rencana gandeng partner) untuk saat ini, " ungkap Erlin pada KONTAN, Selasa (5/8).

SSIA baru berencana meluncurkan lahan industri di Subang pada tahun 2019-2020 setelah pembangunan tol Subang-Patimbang rampung atau mungkin setelah pembangunan Pelabuhan Patimban selesai. Perusahaan memperkirakan harga lahan di Subang nantinya akan mencapai Rp 1,2 juta -Rp 1,3 juta per m2.

Seperti diketahui, rencana pembangunan Pelabuhan Patimban masih sesuai jalur. Pemerintah pinjaman dari Jepang untuk membiayai proyek ini. Konstruksi tahap I ditargetkan akan mulai awal 2018 dan diharapkan selesai pada tahun 2019-2020 dengan investasi Rp 3 triliun.

Sedangkan jalan tol Subang-Patimbang merupakan proyek inisiasi PT Nusa Raya Cipta Tbk (SSIA) anak usaha SSIA. Perseroan berharap tender tol ini bisa dimulai pada semester II 2017 dan konstruksi bisa dimulai awal 2018 sehingga bakal rampung sekitar tahun 2019-2020.

NRCA memprakasai proyek tol sepanjang 41 kilometer (km) dengan perkiraan investasi Rp 5 triliun tersebut lewat konsorsium. Hanya saja, Erlin tidak bersedia menyebutkan anggota konsorsium tersebut. " Nanti akam diumumkan bila sudah resmi. NRCA hanya tertarik untuk memiliki porsi minoritas dalam proyek. " kata Erlin.

Tahun ini, SSIA masih fokus untuk menjajakan lahan industri yang ada di Karawang. Saat ini, perusahaan masih memiliki lahan seluas 170 ha disana, dimana 140 ha diperuntukkan untuk industrial dan 30 ha akan dikembangkan menjadi kawasan komersial. Namun, Erlin tidak bersedia menyebutkan proyek apa yang akan dikembangkan di area komersial tersebut dan kapan mulai dikembangkan.

Untuk menambah cadangan lahan industri di Karawang untuk jadi andalan sebelum lahan di Subang diluncurkan, SSIA juga sedang menjajaki kerjasama pembentukan perusahaan patungan dengan perusahaan lokal. Nantinya, kerjasama tersebut akan masuk dalam pengembangan kawasan industri SSIA tahap IV di Karawang.

Rencana pembentukan perusahaan patungan ini sudah dijajaki sejak tahun lalu dan hingga saat ini masih dalam proses. "JV masih on progress. Ini akan masuk dalam pengembangan tahap IV dimana akan ada tambahan lahan seluas 110 ha, "jelas Erlin.

Koreksi target

Sepanjang delapan bulan pertama tahun ini, SSIA baru berhasil menjual lahan industri seluas 2,1 ha atau baru 10% dari target awal perusahaan yakni 20 ha. Pembelinya adalah perusahan industri kabel dan produsen bahan bangunan.

Adapun harga jual lahan sebesar Rp 1,9 juta per m2 atau sekitar US$ 147 per m2. Harga jual ini meningkat 18% dari tahun 2016 yakni Rp 1,6 juta.

Rendahnya pencapaian tersebut, membuat SSIA kemungkinan akan memangkas target menjadi 7,5 ha -10 ha.

"Pemangkasan ini lantaran lesunya permintaan di sektor industrial estate. Beberapa potensial buyer memutuskan untuk menunda pembelian ke tahun 2018," kata Erlin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×