kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tarif terlambat naik, target Astra Infra meleset


Sabtu, 28 Oktober 2017 / 14:44 WIB
Tarif terlambat naik, target Astra Infra meleset


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seperti maut, rezeki dan jodoh, bisnispun kadang tak bisa dipastikan. Cita-cita PT Astratel Nusantara (Astra Infra) menikmati kenaikan tarif jalan Tol Cikopo Palimanan (Cipali) lebih awal pada tahun ini, terpaksa molor hingga akhir Oktober nanti. Alhasil, pencapaian bisnisnya tahun ini sedikit terganggu.

Menurut manajemen Astra Infra, mestinya kenaikan tarif Tol Cipali terjadi pada Maret 2017. Maka tak heran, bagian dari Grup Astra ini sudah memasukkan potensi kenaikan tarif jalan tol Cipali sejak kuartal II dalam proyeksi pendapatan tahun 2017.

Menurut keterangan dalam situs resmi Astra Infra, perusahaan itu mengempit 45% saham jalan tol Cipali yang memiliki panjang 116 kilometer (km). Adapun PT Lintas Marga Sedaya merupakan pemegang hak konsesi.

Apa lacur, Lintas Marga Sedaya baru akan menaikkan tarif tol Cipali di semua gerbang mulai 30 Oktober 2017 pukul 00.00 WIB. Mengutip Kompas (27/10), rata-rata kenaikan tarif 6,4%.

Wiwiek D. Santoso, Direktur Astra Infra, berpendapat, penyesuaian tarif jalan tol setiap dua tahun sekali merupakan hak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang diamanatkan undang-undang (UU). Penghitungan rencana bisnisnya telah disepakati antara BUJT dan pemerintah. "Sehingga kalau ada keterlambatan akan sangat merugikan BUJT dan pemegang saham," kata Wiwiek saat dihubungi KONTAN, Jumat (27/10).

UU yang mengatur mengenai kenaikan tarif dalah UU 38/2004 tentang Jalan Tol dan Peraturan Pemerintah (PP) 15/2005. Peraturan Pemerintah 15/2005 tentang Jalan Tol juga turut memperkuat beleid utama itu.

Keterlambatan penyesuaian tarif itu tak ayal memengaruhi kinerja Astra Infra tahun ini. Namun, manajemen perusahaan memastikan pengaruhnya tidak signifikan. "Tidak tercapainya hanya 6% atau sebesar kenaikan tarif itu saja, dan pendapatan dari jalan tol Cipali juga belum terlalu besar," beber Wiwiek.

Mengingatkan saja, Astra Infra mengawali kepemilikan saham jalan tol Cipali dengan cara mengambilalih saham Lintas Marga Sedaya milik PT Surya Semesta Internusa Tbk pada 26 Januari 2017. Nilai transaksinya Rp 2,56 triliun atau setara 18% saham. Transaksi itu lalu berlanjut dengan pengambilalihan utang yang menjadikan kepemilikan saham Astra Infra di jalan tol Cipali naik menjadi 22,3%. Kini, keseluruhan mereka punya 45% saham efektif.

Akuisisi saham Tol Cipali itu menggenapi koleksi jalan tol Astra Infra menjadi enam. Lima ruas tol lain adalah Tangerang–Merak, Jombong–Mojokerto, KunciranSerpong, Semarang–Solo dan Serpong–Balaraja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×