kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga sektor prioritas Kemperin digenjot di 2018


Minggu, 14 Januari 2018 / 21:15 WIB
Tiga sektor prioritas Kemperin digenjot di 2018


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan industri Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) ditargetkan bisa mencapai 5% di tahun ini. Oleh karena itu, akan ada pengembangan industri prioritas salah satunya industri alat transportasi.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Harjanto menjelaskan, di industri otomotif pihaknya tentu akan mengejar investasi baru untuk menggerakan perekenomian. Salah satunya Hyundai Corporation yang segera akan membangun pabrik di Indonesia.

Selain itu ada tiga industri lain yang akan jadi fokus yakni industri dirgantara, industri perkapalan dan juga industri kereta api. "Industri dirgantara bisa berkembang misalnya dengan adanya pengembangan bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat," jelas Harjanto kepada Kontan.co.id pekan ini.

Kementerian Perindustrian memproyeksikan potensi bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO) di Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai US$ 2,2 miliar. Jumlah tersebut naik signifikan dibanding tahun 2016 sebesar US$ 970 juta.

Peluang bisnis tersebut perlu ditangkap oleh industri MRO nasional yang saat ini jumlahnya mencapai 32 perusahaan yang tergabung dalam Indonesia Aircraft Maintenance Service Association (IAMSA).

Adapun langkah strategis yang perlu dilakukan dalam menunjang hal tersebut di antaranya adalah pengembangan sumber daya manusia industri, pembangunan kawasan industri terpadu, pemenuhan standar kualitas, dan penguatan industri komponen pesawat.

“Kami akan melakukan pembicaraan yang lebih intens bersama produsen pesawat, terutama Airbus dan Boeing agar dapat mendirikan Aircraft Engineering Center di Indonesia,” ujar Harjanto.

Menurutnya ada area di Bintan tengah dikembangkan Airport and Aerospace Industry Park di atas lahan seluas 4.000 hektare (ha). Selain itu dipertimbangkan di kawasan Kertajati untuk pengembangan MRO.

Selain dirgantara, ada juga sektor industri kapal yang akan dikembangkan. Kemenperin akan merilis dua desain kapal perikanaan pada Februari mendatang.

Menurutnya, industri galangan kapal biasa butuh waktu mencari desain kapal dalam setahun. Sehingga dengan adanya desain kapal yang sudah jadi dapat mempercepat proses pembuatan kapal. "Hal ini supaya utilisasi produksi kapal meningkat dan kita juga akan kembangkan tenaga las kapal sebanyak 3 ribu orang," jelasnya.

Ada juga pengembangan industri kereta api untuk proyek infrastruktur dalam negeri. Pengembangan awal dari bahan baku kereta api misalnya, dalam produksi alloy steel serta kabel baja untuk kereta api.

Harjanto juga menjelaskan industri logam baik besi baja, aluminium, tembaga dan nikel akan dikembangkan. Mengingat hilirisasi produk tersebut punya dampak signifikan bagi perekonomian melalui investasi dan peningkatan nilai tambah.

Andi Alisjahbana, Ketua Indonesia Aircraft and Component Manufacturer Association (Inacom) mengatakan, industri komponen pesawat terbang akan siap mendukung agenda Kemenperin. Hal ini mengingat industri komponen pesawat terbang bisa berkembang seiring dengan majunya industri pesawat global.

"Pesawat baik Airbus maupun Boeing siap kita suplai mulai dari tier 3-4 dan seiring dengan peningkatan kualitas kita bisa naik tingkat," jelas Andi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×