kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga tantangan mengadang bisnis migas


Selasa, 08 Mei 2018 / 10:35 WIB
Tiga tantangan mengadang bisnis migas
ILUSTRASI. Pameran migas IPA 2018


Reporter: Azis Husaini | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Petroleum Association (IPA) menilai, dinamika di industri minyak dan gas (migas) dunia dalam empat tahun terakhir menuntut stakeholder menyesuaikan diri. Pemerintah sebagai regulator, harus merevisi bahkan menghapus sejumlah aturan. Di sisi lain, perusahaan migas harus meningkatkan efisiensi kegiatan produksi.

Ronald Gunawan, Presiden (IPA), menyampaikan serangkaian diskusi berbagai pihak selama tiga hari IPA Convex diharapkan memberikan kontribusi atas berbagai isu yang ada di sektor hulu migas Indonesia.  "Kami menilai, sektor hulu migas Indonesia masih sangat menarik, karena kami bisa merasakan adanya kesamaan fokus demi memperbaiki daya saing investasi hulu migas tanah air di mata investor global,"  papar Ronald Gunawan, akhir pekan lalu.

Ada tiga isu yang menjadi tantangan perusahaan migas.  Pertama, perkembangan teknologi informasi hingga perkembangan terkini dari teknologi operasional dan model bisnis yang tepat untuk sektor hulu migas. Kedua, efisiensi saat menghadapi krisis. Ketiga, peta kompetisi investasi industri migas global. 

Menurut Ronald, salah satu hal yang menjadi concern adalah  terkait perlunya pembagian tanggung jawab antara investor dan pemerintah dalam  mendorong investasi dan pertumbuhan industri migas. Sebagai contoh, investor bisa menawarkan kemampuan dalam hal teknis dan finansial, pengalaman secara global, hingga pembangunan kapasitas. "Pemerintah bisa menyediakan iklim investasi yang mendukung dan stabil, serta regulasi yang efisien," ungkap dia.

Misalnya,  IPA mengumpulkan para pemangku kepentingan dalam industri hulu migas. Termasuk pembuat kebijakan, pemerintah, investor dan sektor penunjang industri migas untuk mendorong lebih banyak investasi ke Indonesia.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Amien Sunaryadi mengatakan, salah satu bentuk dukungan yang diperlukan perusahaan migas adalah dari industri keuangan Indonesia, dengan memfasilitasi mobilisasi dana untuk proyek-proyek migas.   Di samping itu, semua pihak harus mendukung eksplorasi dengan memudahkan perizinan, memuluskan pembebasan lahan, meminimalkan pungutan dan memfasilitasi penyelesaian aspek sosial apabila muncul. "Semua itu merupakan langkah bersama," kata dia ke Kontan.co.id, Senin (7/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×