kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tigaraksa mengejar dua prinsipal baru


Selasa, 14 Agustus 2018 / 11:18 WIB
Tigaraksa mengejar dua prinsipal baru
ILUSTRASI. Produk Blue Gaz dan Vienta


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) berencana menambah prinsipal baru untuk segmen barang konsumer atau consumer good pada paruh kedua 2018 ini.

Presiden Direktur TGKA Lianne Widjaja mengatakan, target menambah dua prinsipal baru ini untuk sepanjang 2018. Meski begitu, hingga semester satu lalu, belum satupun terealisasi. Tambahan dua prinsipal baru pada semester dua ini, ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/8).

Sayang, Lianne belum mau menyebut secara terperinci kedua prinsipal baru tersebut. Saat ini mereka tercatat memiliki 15 prinsipal yang hampir seluruhnya berasal dari segmen fast moving consumer goods (FMCG).

Penambahan prinsipal ini merupakan upaya Tigaraksa Satria untuk menggenjot kinerja. Manajemen perusahaan ini menargetkan penjualan tumbuh high single digit sepanjang 2018. Pertumbuhan pasti lebih baik dibandingkan tahun lalu, karena terlihat di semester satu, tetapi mungkin masih high single digit pertumbuhannya, sebut Lianne.

Memang, segmen FMCG masih menjadi kontributor utama bagi Tigaraksa. Berikutnya dari produk Blue Gas dan educational product.

Pendapatan Tigaraksa di semester I-2018 tercatat Rp 5,32 triliun atau naik 8,35% dari Rp 4,91 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pendorong pertumbuhan dai FMCG dan kebutuhan rumah tangga yakni Rp 4,98 triliun. Sementara segmen LPG, kompor dan blender Rp 178,59 miliar, dan buku pendidikan Rp 166,77 miliar.

Sementara untuk bisnis gas rumah tangga, Tigaraksa menyatakan belum berencana ekspansi ke luar Pulau Jawa. Saat ini memang permintaan terbesar masih di Jawa, lantaaran perusahaan ini baru punya dua fasilitas pengisian gas di Jakarta dan Surabaya.

Pertimbangan lainnya adalah biaya investasi untuk membangun tempat pengisian gas cukup mahal. Nah kalau permintaan di luar Pulau Jawa masih kecil maka tingkat pengembalian investasi pun bakal sangat lama. Secara skala keekonomian belum memungkinkan membuka di luar Pulau Jawa, bebernya.

Meski begitu, Lianne menambahkan, ekspansi dibawah brand Blue Gas untuk produk home appliance, yakni peralatan masak dan lainnya saat ini sudah mulai menyasar luar Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×