kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wapres AS datang, perkara Blok Natuna bisa selesai


Rabu, 19 April 2017 / 19:48 WIB
Wapres AS datang, perkara Blok Natuna bisa selesai


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Indonesia akan kedatangan Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, pada Kamis (20/4). Kedatangan Pence digadang-gadang akan membawa efek positif terutama untuk sejumlah proyek migas di Indonesia.

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar bilang, memang akan ada pembicaraan terkait investasi Amerika di sektor energi terutama soal Blok East Natuna. "Natuna ada good news dalam bulan ini, kan Pence sudah kesini," kata Arcandra, Selasa (18/4) malam.

Kabar baik itu terkait masalah hak kelola East Natuna yang akan segera diselesaikan dalam waktu sebulan ke depan. "Dia janji dalam sebulan dia kirim surat resmi terkait Natuna diselesaikan," tutur Arcandra.

Lanjutnya, dengan surat tersebut diharapkan akan ada kejelasan mengenai pengelola Blok East Natuna. Pasalnya, selama ini hak kelola Blok Mahakam belum jelas. "Karena selama ini masih, Natuna itu siapa sih yang berhak develop," imbuh Arcandra.

Menurutnya, hingga saat ini, Pertamina memang menjadi pemimpin konsorsium di Blok East Natuna. Tapi, keputusan tersebut berdasarkan surat dari pemerintah. Sementara, jika melihat kontrak kerja sama yang lama ketika East Natuna masih bernama Natuna D Alpha, Exxonmobil tercatat menjadi operator di blok tersebut.

"(Pertamina konsorsium) Kan surat dari kita itu, tapi di Exxonmobil masih melihat bahwa kontrak-kontram lama dari tahun berapa itu, kan tidak clear,"jelas Arcandra.

Masalah tersebut yang diharapkan bisa segera tuntas ketika Wapres AS datang berkunjung ke Indonesia. "Nah semoga good news-nya dalam satu bulan ini diselesaikan kata Pence, jadi yang masih abu-abu akan dihitamputihkan," imbuhnya.

Sayang, Arcandra tidak menjelaskan apakah penyelesaian masalah tersebut akan membuat kontrak kerja sama Blok East Natuna bisa segera diteken. Pasalnya penandatanganan kontrak kerja sama East Natuna terus mundur dari tahun lalu.

Pemerintah menargetkan penandatanganan kontrak East Natuna bisa dilakukan pada 2016. Namun, mundur menjadi pertengahan Januari 2017.

Sayang, target tersebut kembali mundur karena konsorsium di Blok East Natuna yang terdiri dari Pertamina, Exxonmobil, dan PTT Thailand ingin menunggu terlebjh dahulu hasil dari techonology and market review (TMR). TMR ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2017. Dengan begitu diharapkan kontrak kerja sama East Natuna juga bisa diteken akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×