kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

XL ikut bangun SKKL Australia-Indonesia-Singapura


Senin, 11 Desember 2017 / 11:47 WIB
XL ikut bangun SKKL Australia-Indonesia-Singapura


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) berpartisipasi dalam pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan Australia dengan Singapura melalui Indonesia. SKKL ini akan menyediakan alternatif akses internet dari Indonesia ke jaringan global melalui Australia.

Wilayah Anyer, Banten akan dijadikan landing point, hingga saat ini proses pembangunan jaringan sepanjang 4.600 km ini akan selesai pada kuartal III tahun depan. Pembangunan proyek ini diresmikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara hari ini.

"Dengan kapasitas mencapai 30 TB untuk jalur Jakarta dan Singapura, serta 20 TB antara Jakarta-Perth, berarti SKKL ini mampu menyediakan kapasitas hingga 6 kali lipat dari totap kapasitas jaringan internasional dari Indonesia yang ada saat ini," ujar Dian Siswarini, CEO EXCL dalam siaran pers, Senin (11/12).

Menurutnya, rute alternatif melalui Australia yang saat ini masih terbatas juga akan mengurangi ketergantungan Singapura. Saat ini, Indonesia masih mengandalkan jaringan Singapura untuk menyalurkan trafik dari Indonesia ke jaringan global.

Vaughen Bowen, Chairman Vocus Group menambahkan bahwa keberadaan jaringan ini sangat penting untuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Apalagi ini akan menjadi hub di tengah arus trafik yang menghubungkan Asia dengan Amerika Utara.

Nantinya proyek ini dikerjakan oleh Alcatel Submarine Network (ASN), sedangkan EXCL akan menjadi sebagai landing partner, administrator dan perwakilan SKKL Australia-Indonesia-Singapura di Indonesia. Proyek ini akan berdampak signifikan terhadap struktur biaya akses internasional.

Sebab, jalur ini akan lebih aman dibandingkan melalui Luzon Strait, Filipina yang rentan terhadap gempa bumi. Dengan spesifikasi 4 fibre pairs yang menyediakan fleksibilitas koneksi, monitoring 24 jam dalam seminggu dengan DC yang menghubungkan antara Australia dan Singapura.

Dengan semakin banyak akses ke jaringan internet global, hal ini akan mendorong tersedianya pilihan jalur yang terbaik. Halini juga akan berdampak pada sisi ekonomi dan bisnis yang pada akhirnya akan berdampak pada penyediaan layanan internet berkualitas dengan tarif yang terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×