kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada kejanggalan dibalik pencopotan dirut Pertamina?


Jumat, 27 April 2018 / 13:06 WIB
Ada kejanggalan dibalik pencopotan dirut Pertamina?
ILUSTRASI. Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik dicopot Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno pada Jumat (20/4).

Pencopotan Elia Massa disebabkan kelangkaan BBM Premium dan kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.

Elia Massa merupakan petinggi Pertamina pilihan Jokowi saat menggantikan Dwi Soetjipto pada Maret 2017.

Penunjukan Elia menjadi bos BUMN migas ini dikarenakan prestasi kinclongnya saat memimpin PT Elnusa.

Anggota Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir mengatakan pencopotan Elia Massa ini tanpa izin Jokowi. Padahal, Jokowi yang menunjuk langsung Elia Massa tahun lalu.

"Oleh karena itu, pak Jokowi seyogyanya membatalkan keputusan RUPS tersebut," ujar Inas di Jakarta, Kamis (26/4).

Inas menjelaskan, pencopotan Elia Massa lebih disebabkan oleh unsur like and dislike Menteri BUMN, Rini Soemarno.

Alasannya, Elia Massa yang dia nilai tidak patuh dan nurut kepada kehendak menteri untuk mengubah nomenklatur direktorat di Pertamina yang tidak melibatkan jajaran direksi Pertamina. Apalagi, perubahan nomenklatur tersebut tidak melalui kajian yang sebagaimana mestinya.

"Persoalan like and dislike ini pun terjadi ketika Dwi Soetjipto masih menjabat sebagai Dirut Pertamina. Di mana, ketika itu Dwi dicurigai oleh Rini sedang berupaya merebut posisi Rini Soemarno," tegasnya.

Senada dengan Inas, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar mengaku khawatir dengan adanya pergantian direksi PT Pertamina (Persero) dalam waktu singkat. Elia Massa Manik yang baru duduk di kursi direktur utama Pertamina dicopot usai 13 bulan menjabat.

Menurut Arie, perombakan yang terlalu singkat tak akan membuat kemajuan di dalam tubuh perusahaan pelat merah ini. Apalagi, Pertamina dituntut untuk bisa mengalahkan kinerja Petronas, Malaysia.

"Kita dituntut pemerintah mengalahkan Petronas Malaysia. Namun, jika terus seperti ini, kemajuan perusahaan untuk mengejar ketertinggalan pasti akan terganggu," ujar Arie.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×