kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pergeseran lapangan pekerjaan ke digital


Senin, 07 Agustus 2017 / 20:19 WIB
Ada pergeseran lapangan pekerjaan ke digital


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Hasil survei perusahaan perekrut tenaga kerja internasional Michael Page menyebut bahwa tingkat keyakinan mendapatkan lapangan kerja Indonesia di peringkat tertinggi se-Asia Pasifik.

Angka-angkanya menunjukkan bahwa dalam enam bulan ke depan, 85% responden dari Indonesia yakin bahwa bursa kerja akan lebih baik dan 84% memperkirakan situasi ekonomi yang lebih kuat.

Lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini, menurut riset tersebut, secara dominan dipengaruhi oleh calon karyawan di bidang digital yang sebagian besar adalah tenaga kerja domestik.

Hal ini tercermin dengan adanya peningkatan permintaan tenaga kerja di Indonesia dan persaingan sengit untuk mempekerjakan manajer profesional, khususnya di sektor digital dan teknologi.

Ekonom dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, faktor kunci yang membuat tingkat keyakinan terhadap lowongan pekerjaan di Indonesia tinggi adalah pertumbuhan perusahaan start-up digital yang pesat dalam lima tahun terakhir ini.

“Jadi ada shifting dari lapangan kerja konvensional ke digital,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (7/8).

Lebih lanjut, Bhima menyebut bahwa shifting dari lapangan kerja konvensional ke digital memiliki sisi positif dan negatif. Positifnya makin besar lapangan kerja alternatif selain sektor konvensional yang sudah ada. Ditambah dengan pertumbuhan perusahaan digital juga cukup bagus

“Negatifnya ada di jaminan sosial yang rendah. Misalnya kalau kerja di bank dia mendapatkan aneka fasilitas kesehatan, pensiun dan sebagainya. Tapi kalau bekerja di start-up belum tentu ter-cover oleh jaminan sosial,” jelasnya.

Namun demikian, Bhima mengatakan bahwa hal ini sulit bila dihubungkan dengan situasi ekonomi yang lebih kuat. Pasalnya, penyerapan tenaga kerja versi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per semester I 2017 turun 141 ribu orang dibandingkan tahun sebelumnya.

“Penurunannya memang karena efisiensi dan investasi yang masuk sifatnya lebih padat modal dan teknologi jadi tidak dibutuhkan banyak tenaga kerja,” kata dia.

Asal tahu saja, jumlah penyerapan tenaga kerja sendiri dalam kurun waktu enam bulan pertama ini tercatat 539.457 orang. Realisasi tersebut turun dibanding serapan di periode yang sama tahun lalu sebanyak 681.909 orang.

"Di kuartal II-2017, penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 345.323 orang. Jumlah ini naik dari realisasi kuartal I sebanyak 194.134 tenaga kerja yang terserap," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×