kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak ABM Investama beralih ke sektor konstruksi


Selasa, 26 Agustus 2014 / 16:56 WIB
Anak ABM Investama beralih ke sektor konstruksi
ILUSTRASI. pertambangan b a t u b a r a PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Foto Dok ITMG


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Cipta Kridatama (CK) anak usaha dari PT ABM Investama Tbk yang bergerak di bidang jasa kontraktor batubara memperkuat bisnisnya dengan ekspansi ke sektor jasa konstruksi. Alasannya karena pasar tambang batubara sedang lesu.

Chief Executive Officer CK, Irfan Setiaputra menjelaskan, ekspansi CK ke bisnis konstruksi merupakan langkah strategisnya pada kemampuan aset yang dimiliki perusahaan. “Bisnis batubara sedang tidak menggembirakan, kami ambil langkah ekspansi ini karena pasarnya bagus,” katanya di Jakarta, Selasa (26/8).

Jasa tambang batubara yang dimiliki CK sudah memiliki sepuluh klien. Namun, Irfan enggan menjelaskan perusahaan mana saja yang bekerjasama dengannya. “Saat ini CK sedang menggarap 10 proyek tambang batubara yang ada di Kalimantan dan Sumatera,” terangnya.

Irfan mengatakan, ekspansi bisnis CK ke sektor jasa konstruksi dimulai tahun 2013. Awalnya, dengan membangun proyek infrastruktur jalan dari pelabuhan menuju areal pertambangan batubara sejauh 10 kilometer (km). Ia bilang, CK akan fokus pada dua obyek pekerjaan. Yakni, proyek pekerjaan tanah dan proyek konstruksi.

Proyek yang dikerjakan CK saat ini yaitu proyek jalan tol, bendungan, pelabuhan juga pembangunan lapangan Minyak Bumi dan Gas (Migas). “Untuk proyek konstruksi kami sudah memiliki empat klien, tetapi nama perusahaan kita tidak bisa sebutkan,” ucapnya.

Saat ini CK memiliki sekitar 600 alat berat milik pribadi. Ia menyebut, untuk tahun ini CK tak mengeluarkan belanja modal. Artinya, capex tahun ini Rp 0 alias tidak ada.

 “Karena, Ada beberapa proyek tertentu seperti tambang termasuk konstruksi tidak belanja namun menggunakan sistem sewa dan menggunakan aset-aset lama,” klaimnya.

Itu sebabnya, di tengah lesunya industri tambang batubara, kata Irfan, CK mampu mempertahankan kinerja secara positif. Di tahun 2013, CK membekukan pendapatan senilai US$ 333,49 juta dan meraih total kontak baru sebesar US$ 839,27 juta.

Ia menambahkan, bisnis batubara memang sedang melemah, tetapi CK optimistis, tiap tahunnya bisa mendapatkan satu atau dua klien di bidang jasa tambang batubara. “Melihat pasarnya yang bagus, kami fokus kembangkan jasa kontruksi, tetapi jasa pertambangan juga diutamakan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×