kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Angka pengangguran tertolong ojek online


Senin, 07 November 2016 / 16:18 WIB
Angka pengangguran tertolong ojek online


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Agustus 2016 sebesar 5,61% dari total penduduk Indonesia atau setara dengan 7,03 juta orang. Jumlah tersebut turun 0,57% atau 530.000 orang dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan angka pengangguran karena peningkatan pada jumlah tenaga kerja sektor informal. Salah satunya dipengaruhi adanya ojek online bagi tenaga kerja laki-laki dan mobilitas pekerja, terutama tenaga kerja perempuan ke sektor perdagangan.

"Ojek online iya berpengaruh. Selain itu, banyak sekali yang Agustus ini perempuannya dia dulu ibu rumah tangga tetapi sekarang dia bekerja dan kalau dilihat, lapangan kerjanya perdagangan," katanya, Senin (7/11).

BPS mencatat, berdasarkan lapangan pekerjaan jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan memang meningkat paling besar, yaitu 1,01 juta menjadi 26,69 juta orang dibanding Agustus 2015.

Selain itu, sektor jasa juga meningkat 1,52 juta menjadi 19,46 juta orang dibanding Agustus 2015. Sementara sektor transportasi naik 500 ribu menjadi 5,61 juta orang dibanding Agustus 2015.

Berdasarkan sektornya, jumlah tenaga kerja sektor informal meningkat 1,88 juta menjadi 68,2 juta orang dibanding Agustus 2015. Sedangkan jumlah tenaga kerja sektor formal juga meningkat, tetapi peningkatannya sedikit lebih rendah dibanding sektor informal, yaitu hanya 1,71 juta menjadi 50,21 juta orang dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan angkatan kerja dari kalangan ibu rumah tangga tersebut juga tampak pada kenaikan partisipasi perempuan sebesar 1,9 juta menjadi 50,8 juta orang. Sedangkan partisipasi angkatan kerja laki-laki hanya naik 580.000 menjadi 66,3 juta orang.

"(Kenaikan sektor) informal ini tidak selalu berkonotasi negatif. Kalau sektor informal dia bisa membuat pendapatan tinggi kemudian dia bisa bayar BPJS kan bisa juga proteksi kesehatannya besar," tambahnya.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Sukardi juga mengakui, sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar adalah perdagangan dan jasa, karena pertumbuhan di kedua sektor tersebut juga cukup besar. "(Kenaikan) di ojek online itu kelihatan, kalau di perdagangan online tidak kelihatan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×