kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asosiasi ban keluhkan minim investasi bahan baku


Selasa, 07 November 2017 / 20:50 WIB
Asosiasi ban keluhkan minim investasi bahan baku


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Michelin Indonesia sebentar lagi akan meresmikan pabrik sintetis bahan bakunya. Pabrik bahan baku ini merupakan kerja sama antara Michelin dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

Keduanya mendirikan PT Synthetic Rubber Indonesia. Pabrik yang berlokasi di Cilegon ini akan memproduksi solution styrene butadiene rubber (SSBR) berkapasitas 120 kilo ton per tahun (KTA). Dengan beroperasinya pabrik sintetik, maka secara global Michelin akan memiliki tiga pabrik sintetik di seluruh dunia.

Hanya saja, menurut, Aziz Pane, Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) kapasitas tersebut terbilang kecil ketimbang negara lainnya. "Kapasitas pabrik sintetis di Singapura saja lebih besar dibanding Indonesia. Padahal pabrik ban mereka saja tidak sebesar Indonesia," kata Aziz, Selasa (7/11).

Menurut Aziz saat ini pabrik sintetis hanya dimiliki oleh PT Gajah Tunggal Tbk. Hanya saja kapasitas tersebut terbilang kecil dibanding kebutuhan dalam negeri. "Kita hanya bisa produksi bahan baku karet alam. Sisa bahan baku lain kita impor," lanjut Aziz.

Untuk itu Aziz ingin produsen ban lain ekspansi pabrik sintetis serta bahan baku lain di Indonesia. Sehingga Indonesia bukan hanya sebagai pasar bagi produsen ban saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×