kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asyik, tarif kereta api Jabodetabek turun


Selasa, 18 Juni 2013 / 17:10 WIB
Asyik, tarif kereta api Jabodetabek turun
ILUSTRASI. Promo JSM Alfamart Terbaru di 7-9 Januari 2022.


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ternyata tidak mempengaruhi tarif kereta api khususnya di daerah Jabodetabek. Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) akan menurunkan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line daerah Jabodetabek pada 1 Juli 2013 nanti.

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) I, Sukendar Mulya, mengatakan, tarif Commuter Line Jabodetabek akan mengalami penurunan khususnya untuk non ekonomi. "Penurunan tarif bertujuan untuk memberi keuntungan kepada masyarakat," ujarnya kepada Kontan (18/7).

Menurut Sukendar, penurunan tarif Commuter Line didukung oleh telah diterimanya pengajuan Public Service Obligation (PSO) dalam APBN-P 2013. Total dana PSO yang diterima PT KAI adalah sekitar Rp704 miliar untuk subsidi penumpang kereta ekonomi jarak jauh, jarak sedang dan KRL Jabodetabek.

Sukendar mengatakan, pengurangan tarif KRL bersamaan dengan peluncuran tarif progresif pada 1 Juli 2013 nanti. "Pada 1 Juli juga akan diluncurkan e-tiketing dan tidak pakai kertas lagi khusus untuk di Jabodetabek," ujarnya.

Sukendar menjelaskan, nantinya untuk lima stasiun awal tarif yang akan dikenakan sebesar Rp 2.000 dari sebelum adanya PSO sebesar Rp 3.000. Kemudian untuk tiga stasiun berikutnya sebesar Rp 500 dari sebelumnya Rp 1.000. Contohnya jika tujuan antara lima sampai delapan stasiun maka tarif yang dikenakan sebesar Rp 2.500 atau seperti dari stasiun Jakarta Kota menuju stasiun Manggarai.

Sedangkan untuk lebih dari delapan stasiun atau untuk rute Jakarta Kota - Bogor akan dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 dari sebelumnya sebesar Rp 9.000.

Menurut Sukendar, dengan adanya tambahan dana subsidi dari PSO diharapkan mampu meningkatkan pelayanan minimum kepada masyarakat. Seperti diketahui, pada Agustus 2013 nanti PT KAI akan menarik sejumlah KRL ekonomi non AC yang masih beroperasi.

Dengan adanya kebijakan menaikkan BBM bersubsidi, Sukendar mengakui, akan terjadi migrasi penumpang dari angkutan umum ke kereta api. "BBM naik dan tarif kereta turun, maka akan ada migrasi penumpang ke kereta api," ujarnya.

PT KAI sendiri siap untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah penumpang ini. Namun, realisasi penambahan satu set kereta api akan terjadi pada awal tahun 2014 nanti dari saat ini total jumlah set kereta api di Daop I sebanyak 575 set kereta api.

Berdasarkan catatan KAI, saat ini jumlah penumpang kereta api di Jabodetabek sebanyak 500.000 penumpang per hari dengan target sampai akhir tahun 700.000 penumpang per hari. Kemudian untuk tahun 2014 sendiri ditargetkan sebanyak 1,2 juta penumpang per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×