kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ayam brahma yang bongsor kian diburu (1)


Selasa, 25 April 2017 / 17:43 WIB
Ayam brahma yang bongsor kian diburu (1)


Reporter: Jane Aprilyani, Nisa Dwiresya Putri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Di Indonesia, ayam brahma mungkin belum populer sebagai hewan ternak. Maklum, unggas asal India ini merupakan jenis ayam hias bukan pedaging. Dari bentuk fisik, ayam brahma berbeda dengan ayam kampung atau ayam hias lainnya. Sebab, ukuran ayam ini sangat bongsor.

Disamping ukurannya, bulu yang lebat juga menjadi daya tarik ayam brahma. Konon tinggi tubuh ayam ini jauh melebihi ukuran ayam kampung. Tingginya bisa mencapai 70 cm jika sudah dewasa. Bandingkan dengan ayam kampung jantan dewasa yang mencapai tinggi maksimal 40 cm.

Karena keunikan postur badan, ayam brahma pun banyak dibudidayakan oleh pecinta unggas. Salah satunya Cipto Nugroho di Yogyakarta. Cipto mulai menekuni budidaya ayam hias ini sejak Oktober 2015. Saat ini, dia memiliki lima pasang indukan ayam brahma, 4-5 ayam brahma remaja dan 30 anakan ayam brahma.

Biasanya, Cipto menjual ayam brahma yang berumur 3-4 minggu Rp 750.000 per ekor jenis standar. Sedangkan ayam brahma jenis light colombia berumur dua bulan dibanderol Rp 4 juta sepasang ayam. Ayam indukan standar dibanderol Rp 7 juta sampai Rp 8 juta. Juga ayam brahma indukan light colombia sepasang dibanderol Rp 12 juta-Rp 14 juta.

Dalam sebulan, Cipto mengaku bisa menjual 25-40 ayam brahma. Jika stok melimpah dan banyak pesanan, dia bisa mengantongi Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan. 

Selain Cipto, peternak ayam brahma lainnya adalah Nunung Setiawan. Nunung mulai beternak setelah tertarik dengan  peranakan ayam brahma yang diimport dari India. "Dari situ saya coba beli dan budidayakan," ujarnya.

Di peternakannya, Nunung membudidayakan sekitar 300 ayam hias, termasuk ayam brahma. "Untuk ayam brahma, selain yang kami besarkan di kandang sendiri, juga ada plasma sebagai mitra kita,"  jelas Nunung yang beternak ayam di Muntilan.

Maklum, untuk beternak unggas yang punya bobot 5 kg-7 kg per ekor ini butuh kandang yang besar. Nunung pun menyediakan kandang seluas 15 m2 untuk tiga ayam brahma. Ukuran yang besar, membuat kebutuhan kandang semakin luas untuk tiap ekornya.

Nunung menjual ayam brahma sesuai umurnya. Paling murah, ayam brahma harganya Rp 750.000 (usia sebulan). "Kalau paling mahal bisa sampai Rp 15 juta. Itu umur satu tahunan," jelasnya.

Kebanyakan konsumen mengincar ayam umur 1-2 bulan. Selain karena harganya lebih terjangkau, proses pengiriman ayam ini pun relatif mudah. Saat ini,  Nunung bisa menjual 10-20 ayam brahma dalam satu bulan.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×