kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahan baku surimi langka, pemerintah harus cari solusi


Minggu, 27 Mei 2018 / 16:18 WIB
Bahan baku surimi langka, pemerintah harus cari solusi
ILUSTRASI. PERMINTAAN IKAN


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri surimi terpincut pengadaan bahan baku. Alasannya sejak larangan penggunaan cantrang menyebabkan pasokan ikan untuk pabrik olahan daging ikan tersebut menjadi berkurang dan membuat produktivitas pabrik turun.

Direktur PT Southern Marine Products (SMP) Agus Amin Thohari menjelaskan, semenjak larangan cantrang pada 2015 industrinya masih belum berproduksi normal di mana produktivitas pabriknya hanya mencapai 20-30%.

"Dalam satu minggu hanya tiga hari kerja, dan minggu belakangan ini kegiatan bongkar kapal berkurang yang menurut keterangan nelayan dikarenakan pergantian arus," kata Agus saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (26/5)

Akibatnya bahan baku dari agen yang biasa ia serap dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) mengalami lonjakan harga mencapai Rp 8.500 - Rp 9.500 per kg.

Untuk hari Sabtu itu, Agus menjelaskan hanya mendapat tiga truk dengan kapasitas rata-rata 6,5 ton. Adapun total muatan yang ia terima sebanyak 18 ton. Padahal biasanya bisa mendapatkan 5-6 truk untuk setiap shift dari tiga pergantian kerja dalam sehari.

Artinya, dalam keadaan normal bisa mendapatkan 117 ton. Adapun kapasitas normal pabriknya bisa mengolah 120 ton per hari, namun kini realisasinya hanya mencapai 20%-30% saja.

Agus melihat, selain karena faktor cuaca, pengetatan kapal cantrang yang dibebankan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui melalui Peraturan Menteri Nomor 2/2015 yang mengatur penggunaan alat cantrang oleh nelayan tradisional, berimbas besar pada hasil tangkapan nelayan di TPI yang menjadi sumber bahan baku perusahaannya.

"Harus ada penguatan di tingkat petani nelayan karena ini berpengaruh langsung pada produksi tangkap," kata Agus.

Asal tahu, mengutip berita kontan sebelumnya, KKP telah berulang kali mengajak industri surimi untuk beralih ke unit lain. Alasannya, stok ikan dinilai bakal habis bila memenuhi kebutuhan produksi pabrik surimi yang bisa capai 1.500 ton ikan.

Namun mengutip data Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) milik KKP, terlihat produksi makin gencar, namun ekspor menurun dan impor menjadi lebih lebar.

Melalui data yang dihimpun oleh BKIPM, tercatat produksi surimi untuk empat bulan pertama 2018 meningkat 105% menjadi 3.365 ton dari capaian tahun lalu di 1.482 ton.

Tapi sayangnya volume ekspor untuk kuartal pertama tahun ini turun 54,48% jadi 1.171,58 ton dari tahun lalu sebesar 2.573,69 ton.

Tak hanya itu, nilai impornya juga naik lebih dari tiga kali lipat di mana hingga April tahun ini, Indonesia dicatat sudah mengimpor surimi sebanyak 769,01 ton di mana di periode sama tahun lalu hanya sebanyak 250 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×