kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batik Pekalongan di tangan generasi muda (2)


Kamis, 27 April 2017 / 17:48 WIB
Batik Pekalongan di tangan generasi muda (2)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Sadar akan pentingnya regenerasi, sebagian anak muda Pekalongan kini mulai belajar membatik sampai berhasil secara mandiri. Tak disangka, di tangan mereka batik Pekalongan semakin berkibar.

Bukan saja motif batiknya yang semakin beragam, mereka juga sukses memperkenalkan batik tulis khas Pekalongan ke seluruh penjuru nusantara. Ini terjadi lantaran banyak pengusaha batik muda di Pekalongan yang sudah melek internet.

Lewat internet, mereka bisa menggali ide dan kreativitas dalam merancang motif-motif batik terbaru. Lewat internet juga mereka gencar memasarkan batik hasil karyanya.

Agung Prasetyo, salah seorang pembatik muda asal Pekalongan mengaku, banyak memanfaatkan media sosial Facebook dalam memasarkan kreasi batik tulis miliknya.

Berbeda dengan penjualan lainnya, selain memposting kain batik, dia juga memberikan penjelasan tentang filosofi desain batiknya. Tujuannya, agar konsumen mempunyai pengetahuan tentang batik yang dipakai dan cocok dengan karakternya.

"Setiap konsumen selalu saya berikan saran untuk memilih desain batik yang pas dan cocok dengan gayanya," katanya pada KONTAN, Rabu (5/4).

Meski begitu, tidak mudah baginya untuk memasarkan produk batiknya. Pasalnya, saat ini persaingan usaha di sektor ini sudah cukup ketat. Apalagi, tidak banyak orang yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk membeli kain batik. Maklumlah, harga selembar kain batik tulis bisa mencapai jutaan rupiah.  

Untuk mempertahankan usahanya, laki-laki berkulit gelap ini terus menjaga kualitas produk dan memberikan pelayanan terbaik bagi konsumen. Agung sendiri dikenal sukses dengan motif batik yang dinamakan Sekar Jagat Farda Paulina.

Motif yang banyak digunakan adalah bunga, kupu-kupu serta taburan biji beras. Warna-warna yang digunakannya pun adalah pewarna alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Ke depan, dia berharap bisa mematenkan motif Sekar Jagat Farda Paulina ciptaannya. Ia juga berharap bisa mengembangkan usahanya dan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Dengan begitu, akan semakin banyak anak muda di Pekalongan yang mengikuti jejaknya dengan menggeluti usaha batik tulis.

Harapan serupa juga disampaikan Muhammad Rizal Bahri, yang juga seorang  pembatik muda di Pekalongan. Dia berharap, saat usahanya berkembang dan taraf ekonominya meningkat dapat membujuk anak muda lainnya untuk ikut menggeluti usaha yang sama. "Di daerah saya sendiri, pembatik muda seusia saya, hanya saya saja," katanya.

Menurutnya, kendala usahanya saat ini adalah pemasaran karena sejauh ini ia hanya mengandalkan media promosi offline dengan menitipkan barang ke toko-toko batik. Dalam sebulan paling yang laku terjual hanya lima kain.

Rizal  belum mau memasarkan lewat media sosial karena kapasitas produksinya masih terbatas.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×