kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya angkut bebani perusahaan perikanan


Kamis, 15 Februari 2018 / 13:33 WIB
 Biaya angkut bebani perusahaan perikanan
ILUSTRASI. Perusahaan perikanan


Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur perikanan yang belum memadai dan merata membuat biaya logistik produk perikanan menjadi tinggi. Kondisi itu disebut telah membuat harga produk perikanan Indonesia menjadi mahal dan tidak kompetitif di pasar ekspor.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengatakan, potensi ikan di bagian Timur Indonesia pada saat ini tidak didukung oleh penyediaan infrastruktur. Hal ini membuat kapal penangkap ikan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk logistik.

"Biaya pengiriman dari wilayah timur Indonesia ke Pulau Jawa jauh lebih mahal dari pengiriman ke luar negeri," ujar Budhi kepada KONTAN, Rabu (14/2).

Menurutnya biaya ongkos angkut akan menjadi beban tambahan dalam produksi sehingga menaikkan harga. Hal tersebut membuat daya saing produk perikanan Indonesia melemah. Budhi mencontohkan, dengan ongkos angkut Rp 2.000 per kilogram (kg) dan dikurangi rendemen fillet ikan sebesar 35%, maka harga pokok penjualan fillet akan terkena biaya transport sebesar Rp 5.700 per kg

Salah satu perusahaan perikanan yang mengaku tertekan biaya logistik adalah PT Dua Putra Utama Makmur Tbk. Perusahaan ini mengakui logistik perikanan memberatkannya. Untuk itu emiten dengan kode saham DPUM ini mencari jalan keluar agar hasil olahannya tetap kompetitif. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan lemari berpendingin cold storage dalam menjaga kualitas ikan tetap segar. Lemari pendingin ini juga digunakan untuk menjaga stok ikan tetap ada sehingga operasional perusahaan tetap lancar.

Sekretaris Perusahaan DPUM Denny Yuniarto mengatakan, berkat ketersediaan cold storage, mereka bisa membeli bahan baku dalam jumlah banyak. "Jadi kami tidak perlu mengeluarkan biaya ongkos kirim berkali-kali karena bisa menyetok dalam jumlah besar," ujarnya.

Selain itu untuk menurunkan beban perusahaan, DPUM juga membeli ikan langsung dari kapal ikan. Dengan cara ini mereka mendapatkan harga ikan lebih murah.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang kelautan dan perikanan Yugi Prayanto mengatakan, Kadin mendorong pemerintah agar memberikan subsidi logistik untuk industri perikanan melalui fasilitas tol laut. "Biaya logistik sektor perikanan perlu juga subsidi karena memberatkan," terang Yugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×