kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Brodo, produk sepatu lokal yang lahir dari kegelisahan mahasiswa


Jumat, 03 Juli 2020 / 20:13 WIB
Brodo, produk sepatu lokal yang lahir dari kegelisahan mahasiswa
ILUSTRASI. Berawal dari Forum Jual Beli Kaskus, Brodo terus berkembang dari satu platform ke platform penjualan lain.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang memasuki masa-masa sidang skripsi di akhir perkuliahan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Yukka Harlanda dibingungkan dengan persoalan sepatu yang harus dikenakan.

Yukka yang biasanya mengenakan sepatu berukuran 46 kesulitan menemukan sepatu yang pas dikaki. Ia bersama rekannya Putera Dwi Karunia pun memutuskan untuk mendatangi sentra kerajinan sepatu untuk membuat sepatu yang pas.

Sepatu tersebut pun menarik minat beberapa temannya dan bisnis alas kaki Brodo dimulai sejak saat itu. Berawal dari Forum Jual Beli Kaskus, Brodo terus berkembang dari satu platform ke platform penjualan lain.

Baca Juga: Sneakers lokal kian diminati, Redknot tambah jaringan distribusi

Tony Prima Witono, Head of Marketing & Partnership Brodo mengisahkan, penjualan Brodo di tahun 2010 silam sekitar 12 pasang per minggu kini mencapai 1.000 hingga 3.000 pasang per bulan.

Tak hanya sepatu kulit, Brodo melebarkan sayap dengan merambah varian sepatu lain seperti sepatu semi-formal, sepatu olahraga, sneakers hingga sandal.

"Untuk sepatu semi-formal, Brodo bisa dibilang menjadi pioneer. Sepatu ini cocok dikenakan sehari-hari dan dipadankan dengan celana jeans," ujar Tony kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).

Tony menjelaskan, Brodo dalam pengerjaan sepatu menggandeng sejumlah industri usaha kecil dan menengah di daerah Cibaduyut.

Seiring berjalannya waktu, meningkatnya penjualan dan kebutuhan untuk menjaga kualitas membuat Brodo menggandeng industri UKM dengan skala yang lebih besar.

Ada sekitar empat hingga lima industri UKM yang digandeng oleh Brodo. Tak hanya itu, Tony menjelaskan bertambahnya varian sepatu Brodo juga membuat Brodo menggandeng industri UKM lain yang mampu memproduksi sepatu sesuai kebutuhan.

Meski telah hadir sekitar 10 tahun, Brodo memilih tetap fokus pada segmen pasar domestik. "Kami memang belum untuk ekspor, kita merasa domestik masih ada potensi, masih bisa digali," tutur Tony.

Ia mengisahkan, tak jarang dari data penjualan yang ada beberapa daerah di wilayah Sumatra maupun Indonesia Timur masuk dalam tiga teratas penjualan.

Hal ini membuat Brodo semakin yakin untuk memantapkan posisinya pada pasar dalam negeri.

Baca Juga: Tumbuh 3 digit, merek pakaian lokal Livehaf ekspansi ke segmen wanita




TERBARU

[X]
×