kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog dituntut cepat menyerap hasil panen


Sabtu, 11 Februari 2017 / 15:31 WIB
 Bulog dituntut cepat menyerap hasil panen


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Melimpahnya produksi beras seperti saat ini mewajibkan Badan Logistik (Bulog) untuk melakukan penyerapan semaksimal mungkin. Stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini sekitar 1,6 juta ton.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh mengatakan jika dalam Januari - Februari ini sudah ada tambahan pasokan beras yang diserap sebanyak 6.000 ton.

"Beberapa wilayah seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat sudah memasuki masa panen. Lebih cepat dari wilayah lainnya," terang Tri.

Ia mengutarakan jika kini kondisi gudang Bulog di dua wilayah tersebut sedang penuh. Penuhnya gudang bukan hanya disebabkan oleh masa panen yang lebih cepat, tapi juga pembagian program raskin yang tertunda di kedua wilayah tersebut.

"Biasanya antara Januari-Februari raskin mulai dibagi lagi. Tahun ini di beberapa wilayah seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat belum jalan lagi. Katanya ada persoalan administrasi," ungkap Tri.

Akibat gudang penuh dan produksi terus mengalir, harga gabah di beberapa daerah mengalami penurunan. Hal tersebut diutarakan oleh Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Winarno Tohir.

"Harga gabah kering di tingkat petani di beberapa daerah seperti kabupaten Blora, Demak dan Grobogan berada di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) yang telah ditetapkan oleh pemerintah," katanya.

Pemerintah menetapkan HPP untuk gabah kering minimal RP 3.700 per kilogram (kg). Sedangkan menurut penuturan Winarno, harga gabah kering di beberapa wilayah tersebut anjlok hingga mencapai Rp 3.000 - Rp 3.500 per kg. Kondisi ini sangat memberatkan para petani. Ia berharap Bulog bisa menyerap gabah petani secepatnya untuk menstabilkan harga.

Winarno menjelaskan di tahun ini pasokan beras dalam negeri bisa terpenuhi karena ada beberapa hal yang diperbaiki. "Mulai tahun lalu, Pemerintah bersama dengan kami mulai meningkatkan produktivitas lahan dan menambah area tanam," ujarnya.

Itulah sebabnya, meski memasuki masa paceklik Desember - Februari, pasokan beras tetap terjaga. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dalam rangka menstabilkan harga, pihak Bulog juga berencana mendistribusikan pasokan beras ke gudang yang masih kosong. "Gudang Bulog di beberapa wilayah seperti Jawa Timur, Sulawesi, NTB, dan Lampung masih kosong. Nanti kami distribusikan beras dari Jawa Tengah dan Jawa Barat ke sana," terang Tri.

Total kapasitas gudang Bulog sendiri mencapai 3,9 juta ton. Bulog tak hanya mengandalkan gudang milik sendiri. Untuk menyambut panen raya sekitar Maret - April mendatang, Tri mengatakan jika Bulog sudah bekerjasama dengan pihak swasta.

"Kami menyewa beberapa gudang milik PT. Pertani untuk bersiap menyerap beras saat panen raya nanti, agar harga di tingkat petani tetap stabil" ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×