kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,27   -11,24   -1.20%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CPO berpotensi menguat di akhir tahun


Kamis, 16 November 2017 / 19:53 WIB
CPO berpotensi menguat di akhir tahun


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) akhirnya kembali unjuk gigi. Harga CPO berhasil menguat seiring peningkatan impor India dan penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Diperkirakan tren penguatan ini akan bertahan hingga akhir tahun 2017 nanti.

Mengutip Bloomberg, Kamis (16/11) harga minyak sawit mentah kontrak pengiriman Januari 2018 menguat 0,29% ke level RM 2.721 per metrik ton. Namun jika dibandingkan sepekan terakhir harganya masih melemah sekitar 3,13%.

Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengatakan, penguatan harga CPO kali ini tidak bisa dilepaskan dari membaiknya rilis data ekonomi dari negeri Paman Sam. Data penjualan retail AS untuk bulan Oktober pertumbuhannya masih lebih tinggi di level 2% dibanding bulan September yang hanya di kisaran 1,9%.

“Penguatan Dollar AS mendorong melemahnya ringgit sehingga harga CPO menguat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/11).

Tak hanya karena pengaruh ringgit, Ibrahim melihat CPO saat ini juga tengah diuntungkan akibat gangguan pasokan dan distribusi karena telah memasuki musim hujan. Ia memperkirakan penguatan akan berlanjut di bulan November hingga Desember nanti.

Apalagi di bulan Desember nanti Bank Sentral AS berencana untuk menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Kalau hal itu terjadi kemungkinan greenback akan kembali melambung, ringgit Malaysia mengalami pelemahan dan CPO justru akan diuntungkan. “Akhir tahun 2017 harga CPO bisa ditutup lebih di kisaran US$ 2.740 – US$ 2.760 per metrik ton,” tandasnya.

Sementara Deddy Yusuf Siregar Analis PT Asia Tradepoints Futures berpendapat penguatan harga CPO hanya sementara. Sejauh ini pergerakan harga CPO cukup banyak diselimuti sentimen negatif. Potensi naiknya pasokan minyak kedelai dari Amerika Serikat (AS) berpeluang mendorong konsumen beralih dari penggunaan minyak sawit.

Dari dalam negeri, harga CPO berpotensi tertekan penurunan ekspor dan produksi minyak sawit diperkirakan akan terus tumbuh. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merilis di bulan September ekspor minyak sawit mentah Indonesia tercatat menurun 7,5% atau mencapai sekitar 2,76 juta ton dibandingkan bulan sebelumnya.

Deddy memprediksi sampai akhir tahun ini CPO akan bergerak melemah di area RM 2.700 - RM 2.600 per metrok ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×