kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Damri Akan Kurangi Armada Bus


Rabu, 28 Mei 2008 / 20:11 WIB


Reporter: Havid Vebri | Editor: Test Test

JAKARTA. Perum Damri bersiap mengurangi armada bus yang beroperasi, guna mengantipasi susutnya jumlah penumpang pasca kenaikan BBM bersubsidi. Direktur Usaha Perum Damri Bagus Wisanggeni mengatakan, penurunan jumlah penumpang akibat kenaikan BBM kali ini tidak akan sedrastis tahun 2005 lalu. Pasalnya, persaingan dengan moda tranportasi lainnya, khususnya dengan angkutan udara tidak seketat dulu lagi.

”Kalau tahun 2005 lalu jumlah penumpang memang menyusut drastis. Sebab selain BBM naik, pada saat itu persaingan dengan angkutan udara sangat ketat,” kata Bagus di Jakarta, hari ini. Menurut Bagus, pada 2005, Damri mengurangi armada bus yang beroperasi hingga 20%. Selain itu, Damri juga menutup beberapa rutenya seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Purwokerto, dan Jakarta Palembang. ”Bahkan, kami juga menutup beberapa kantor cabang,” tambah Bagus. Namun, ia memperkirakan dampak kenaikan BBM kali ini tidak akan separah tahun 2005, sehingga langkah efisiensi tidak sampai menutup rute dan kantor cabang.

Bagus memperkirakan efisiensi yang dilakukan sebatas mengurangi armada bus, itu pun hanya 10% saja. Damri akan melakukan evaluasi dulu terhadap rute sebelum memutuskan pengurangan frekuensi perjalanannya. ”Saat ini kami benar-benar fokus melakukan evaluasi rute,” ucapnya. Pengurangan armada bus nanti akan difokuskan pada rute-rute yang tingkat isian penumpangnya jeblok. Di antara rute yang masuk kategori itu adalah Palembang-Purworejo dan Jambi-Ponorogo.Rute tersebut tidak akan ditutup sama sekali. ”Saat ini kami hanyalah mengurangi frekuensinya saja,” ujarnya. Rute tersebut tidak dihapus karena Damri sudah memiliki pelanggan tetap.

Damri juga memutuskan mulai menaikkan tarif sesuai rekomendasi Departemen Perhubungan (Dephub). Menurut Bagus, kenaikan tarif itu lumayan membantu untuk menutup lonjakan biaya operasional akibat kenaikan BBM. ”Lagi pula itu sudah sesuai dengan rekomendasi pemerintah. Lonjakan biaya bahan bakar akibat kenaikan BBM mencapai 9,5%. Nah, sisa kenaikan yang 5,5% itu cukuplah untuk menutup kenaikan biaya spare part, oli, ban dan lain-lain,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×