kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demi mencuil pasar motor besar


Rabu, 13 Juli 2016 / 18:34 WIB
Demi mencuil pasar motor besar


Reporter: Roy Franedya, SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

Menjadi pemimpin pasar sepeda motor di Indonesia, tak lengkap jika PT Astra Honda Motor (AHM) tidak bermain di semua segmen. Pelopor industri kendaraan bermotor roda dua di tanah air ini masuk ke pasar motor gede (moge) mulai tahun lalu.

Sebagai pendatang baru di lini ini, AHM enggak main-main. Salah satu bentuk keseriusannya: penguasa 70% pangsa motor di negara ini, meresmikan jaringan diler premium bertajuk Big Wing Honda. “Diler ini merupakan konsep layanan premium dalam memenuhi kebutuhan konsumen motor besar,” kata Toshiyuki Inuma, Presiden Direktur AHM.

Sudah barang tentu, Big Wing Honda memiliki konsep dan tampilan yang berbeda dengan diler Honda pada umumnya.

Diler ini memiliki big bike manager dan tim yang memastikan segala kebutuhan juga harapan para konsumen moge Honda bisa terpenuhi. Big bike manager akan melayani kebutuhan pelanggan, mulai proses pembelian hingga after sales.

Seperti diler Honda lain, Big Wing juga menyediakan bengkel untuk perawatan dan perbaikan. Terdapat pula fasilitas dyno test untuk melihat performa mesin setelah moge menjalani perawatan rutin.

Biar konsumen tidak bosan menunggu selagi motornya ditangani mekanik, Big Wing Honda dilengkapi dengan premium lounge.

Kelebihan lain, Big Wing Honda juga menyediakan fasilitas layanan jemput motor dari rumah ke bengkel. Ada juga layanan khusus bantuan darurat di jalan selama 24 jam. Layanan ini bebas biaya, gratis.

Menurut Margono Tanuwijaya, Direktur Pemasaran AHM, lewat keberadaan diler premium ini, perusahaan yang berdiri tahun 1971 dengan nama PT Federal Motor itu bukan hanya ingin jualan moge, juga memberi layanan dan pengalaman kepada konsumen motor besar.

Kehadiran diler premium tersebut juga berangkat dari pasar moge di Indonesia, yakni masyarakat kelas menengah atas. Maklum, harga motor besar memang berlipat-lipat dari harga motor dengan kapasitas mesin (cc) kecil. Nah, “Kelompok ini menuntut pelayanan dan pengalaman yang eksklusif ketimbang kelompok masyarakat lainnya,” ujar Margono.

Meski Big Wing Honda membidik pasar moge, Margono menambahkan, fasilitas bengkel di diler premium ini tetap melayani pemeliharaan dan perbaikan motor Honda lainnya.

Tapi, pemilik motor biasa yang melakukan servis di sini tidak bisa menikmati fasilitas premium Big Wing seperti premium lounge, lo! “Ini bagian dari strategi kami, agar semua konsumen terlayani,” ucap dia.

Info saja, AHM masuk ke bisnis moge pertengahan tahun lalu, dengan meluncurkan enam model sekaligus. Contohnya, Honda CBR1000RR SP dan NM4 Vultus. Moge ini diimpor dari Thailand dan Jepang.

Loyalitas tinggi

Tahun ini, AHM bakal memiliki 10 Big Wing Honda. Sekarang baru ada tiga yang berdiri. Selain di Jakarta, diler premium ada di Bandung dengan menggandeng PT Daya Adicipta Motora, dan di Semarang berkongsi dengan Astra Motor Center Semarang.

Bulan depan, Big Wing Honda akan muncul di Jogja. Lalu, menyusul pembukaan diler itu di Denpasar, Makassar, Surabaya, Medan, dan Banjarmasin.

Memang, Margono mengungkapkan, penjualan moge masih kalah jauh dari tipe motor Honda lain. AHM sendiri hanya menargetkan penjualan 200 unit per tahun.

“Harganya memang cukup mahal, karena itu penjualannya terbatas,” ujarnya. Harga varian Big Bike Honda ini berkisar Rp 125 juta sampai Rp 575 juta per unit. 

Catatan saja, hingga April lalu, Penjualan AHM mencapai 1,43 juta unit atau sebesar 72,6% dari total penjualan motor nasional. Disusul PT Yamaha Indonesia Motor MFG sebanyak 479.933 unit (24,2%).

Kendati targetnya mungil, jangan anggap remeh bisnis moge. Margono bilang, bisnis motor besar cukup menjanjikan di Indonesia.

Pertumbuhan kelas menengah dan pendapatan per kapita negara kita jadi salah satu indikatornya. Belum lagi, makin banyak perkumpulan pecinta moge yang sering melakukan touring dan pertemuan.

Para pecinta moge biasanya berasal dari masyarakat kelas menengah atas yang memiliki loyalitas tinggi pada sebuah produk. Mereka tidak segan merogoh kocek demi meningkatkan kenyamanan dalam berkendara dan gengsi.

Beda dengan pesaingnya, meski juga bermain di pasar moge, Yamaha Motor tidak terlalu serius menggarap segmen ini. Pabrikan itu antara lain menawarkan Yamaha FZ6R dan MT09 yang diimpor dari Jepang.

“Kami tidak punya diler khusus motor besar,” kata M. Masykur, Assistant General Manager Marketing Yamaha Motor. Sayangnya, Masykur enggan menyebut target penjualan moge Yamaha tahun ini.

Yang jelas, deru persaingan moge makin kencang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×