kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demi turis asing, penerbangan dari India wajib ada


Kamis, 30 Maret 2017 / 16:27 WIB
Demi turis asing, penerbangan dari India wajib ada


Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Sektor pariwisata masih belum mendapat dukungan maksimal dari pemangku kepentingan terkait. Persoalan konektivitas dan berbelitnya regulasi masih menjadi persoalan utama sektor pariwisata Indonesia sehingga menghambat mobilitas wisatawan.

Menteri Pariwisata Arif Yahya mengatakan, konektivitas udara menjadi salah satu kelemahan pariwisata Indonesia. Menurutnya, untuk memenangkan persaingan global, persoalan itu harus segera diperbaiki. Pasalnya, 90% kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia menggunakan transportasi udara.

Kurangnya kursi untuk mengangkut wisatawan mancanegara pada moda transportasi udara dari target 15 juta orang pada tahun ini, merupakan persoalan yang perlu segera dipecahkan dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

"Tidak adanya jalur penerbangan langsung dari negara-negara potensial seperti India, serta minimnya armada pesawat yang tersedia untuk melayani rute penerbangan ke lokasi tujuan pariwisata harus segera dicarikan solusinya," kata Arif, Kamis (30/3).

India jumlah wisatawannya yang datang ke Indonesia rata-rata mencapai 300.000 orang per tahun. Tahun ini diprediksi meningkat menjadi 360.000 orang. Bila potensi itu tidak digarap dengan baik maka hal itu akan menjadi sia-sia.

Selain itu, soal regulasi di sektor penerbangan juga masih menjadi penghalang. Menurut Arif, maskapai penerbangan yang ingin membuka rute baru harus membuat rencana bisnis yang baru. Ketentuan ini tentu saja memberatkan. Apalagi waktu yang diperlukan dalam proses mendapatkan jalur penerbangan itu lama.

Padahal, sektor pariwisata telah ditetapkan pemerintah sebagai core bisnis Indonesia karena memiliki banyak keunggulan di antaranya dalam menghasilkan devisa serta potensial dalam menciptakan lapangan kerja.

Selain itu, dengan kekayaan alam dan budayanya pariwisata Indonesia dapat menjadi destinasi utama dunia sekaligus hub (perantara). Bandingkan dengan sektor perdagangan dan investasi yang sulit bersaing dengan negara tetangga seperti Singapura.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, pihaknya menyadari India memang menjadin negara potensial dengan kunjungan wisatawannya ke Indonesia. Oleh karena itu, saat ini pihaknya tengah melakukan percobaan membuka rute penerbangan langsung ke negara Boliwood tersebut. "Slot penerbangan (India) belum dikasih, masih dalam proses pengajuan," kata Arif.

Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan mengatakan, pariwisata ditetapkan sebagai leading sektor. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur diprioritaskan untuk mendukung percepatan pembangunan 10 destinasi pariwisata yang akan menjadi daya tarik baru dalam meningkatkan kedatangan 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2019.

Pada tahun 2019, sektor pariwisata ditargetkan memberikan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 8%, sedangkan devisa yang dihasilkan Rp 280 triliun. Lapangan kerja yang tercipta di sektor pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisata mancanegara 20 juta orang, dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 275 juta orang.

Indek daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia. "Oleh karena itu industri pariwisata harus benar-benar kita bangun," kata Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×