kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Divestasi jalan tol Waskita paling realistis


Senin, 18 Desember 2017 / 19:39 WIB
Divestasi jalan tol Waskita paling realistis


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melanjutkan rencana divestasi aset dengan target minimal Rp 4 triliun pada 2018. Dari tiga pilihan skema divestasi yang akan dilancarkan WSKT, skema divestasi ruas Tol Trans Jawa dinilai paling realistis dan menarik.

Rabu (18/12), Direktur Utama WSKT M. Choliq menjelaskan tiga tipe rencana divestasi yang mungkin dijalankan oleh perusahaan di 2018 nanti. Pertama, WSKT menjual satu per satu ruas tol yang dimiliki. Kedua, akan dijual beberapa ruas tol yang berurutan dan terus menerus bergandengan. Ketiga, WSKT akan menjual saham baru di tingkat anak usaha, yakni PT Waskita Toll Road (WTR).

Analis Binaartha Parama Sekuirtas M. Nafan Aji menuturkan, upaya WSKT menghadirkan beberapa cara untuk mencari pendanaan lewat divestasi merupakan pilihan yang wajar. Adapun menurutnya, saat ini pemerintah juga getol mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencari pendanaan. “Nantinya tergantung investor, lebih tertarik dengan ruas tol yang mana,” ujar Nafan.

Namun, menrut Nafan, skema kedua akan lebih menarik. Skema ini menawarkan satu paket ruas tol yang bergandengan. Khususnya dalam hal ini WSKT menyebut Tol Trans Jawa yang terdiri dari tujuh ruas.

Menurut Nafan, memboyong satu paket ruas tol tentu akan lebih efisien dan juga menawarkan nilai tambah. “Trans Jawa ini urat nadi perekonomian Jawa. Selain kendaraan pribadi, juga diperlukan untuk logistik,” tutur Nafan.

Ditambah lagi, salah satu peminat ruas tol tersebut adalah PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Menurut Nafan, secara fundamental JSMR masih mampu membeli ruas tol Trans Jawa. Selain itu, JSMR menurutnya juga memiliki kepentingan dan pengalaman dalam pengelolaan jalan tol.

Meski demikian, Nafan tak menampik bahwa skema ketiga, dengan rencana penerbitan saham baru dari anak usaha WSKT juga cukup realistis. Hanya saja, pada skema ini tentunya dibutuhkan negosiasi yang panjang dengan investor. Lebih-lebih peminatnya adalah investor asing, yakni Islamic Development Bank (IDB), Saudi Arabian Oil Co, serta Khazanah Nasional Bhd.

Ke depan, Nafan melihat bisnis WSKT masih sangat prospektif. Secara fundamental, valuasi saham WSKT terbilang murah. “Masih bisa buy. Untuk jangka panjang cicil beli saham WSKT bertahap di rentang Rp 2.500-Rp 2.680 per saham,” saran Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×