kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DNI distribusi film bisa setop monopoli Cinema 21


Jumat, 27 November 2015 / 06:04 WIB
DNI distribusi film bisa setop monopoli Cinema 21


Reporter: Pamela Sarnia, RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelaku industri perfilman antusias menyambut rencana pemerintah membuka distribusi film bagi asing hingga 49%. Itu akan mendukung pertumbuhan bioskop nasional. Alhasil film lokal bisa makin banyak mejeng.

Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) menilai, saat ini PT Nusantara Sejahtera Raya atau pemilik bioskop Cinema XXI mendominasi bisnis bioskop di tanah air. Masalahnya, tak mudah mejeng di bioskop Cinema 21.

Ketua PPFI Firman Bintang menuding, Cinema 21 menganaktirikan film lokal. Ambil contoh, film lokal yang sudah ditayangkan di bioskop XXI Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, tak bisa lagi tayang di bioskop Pinang Ranti yang dekat lokasinya.

Sementara film impor bisa tayang di lima studio sekaligus. Alhasil, kerap terjadi ketegangan antara para produsen film lokal dengan manajemen Cinema 21. "Tidak ada produsen yang tidak berantem dengan XXI," keluh Firman kepada KONTAN, Rabu (25/11).

Menurut PPFI, wacana pembukaan distribusi film oleh asing bisa mendobrak monopoli Cinema 21. Baik sebagai pemilik jaringan bioskop maupun distributor film. Perhitungan PPFI, kehadiran investor asing dalam bisnis distribusi film akan memicu munculnya distributor film lokal lain.

Dus, pelaku bioskop dalam negeri lain semakin mudah mendapatkan pasokan film. Akhirnya, ada ekspansi penambahan bioskop. Manajemen Nusantara Sejahtera berdalih lebih banyak memajang film asing karena menyesuaikan selera penonton.

"Tetap, bioskop akan memilih film-film apa yang menarik bagi penonton," tutur Catherine Keng, Sekretaris Korporasi PT Nusantara Sejahtera Raya, kepada KONTAN Rabu (25/11).

Catatan Cinema 21, mereka menayangkan 144 judul film asing sepanjang 2014. Sementara jumlah film lokal sebanyak 113 judul. Kalau untuk total jumlah penonton film Cinema 21 tahun 2014, Catherine menyebutkan, ada 72 juta penonton.

Perinciannya, 15 juta penonton film lokal dan 57 juta penonton film asing. Harga tiket Cinema 21 beragam tergantung hari, kelas dan lokasi bioskop. Jika menggunakan rata-rata harga tiket Rp 50.000 saja, total pendapatan tiket Cinema 21 tahun 2014 yakni Rp 3,6 triliun.

Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif membeberkan, saat ini Cinema 21 mendominasi dengan 823 layar. Jumlah layar itu setara dengan 75,64% terhadap total layar bioskop secara nasional. (lihat infografis). selanjutnya. Paragraf akhir . Kutipan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×